Taliban: Tidak Ada Negosiasi Damai Selama Penjajah Asing Masih di Afghanistan

US army soldiers march from the Forward Base Honaker Miracle at Watahpur District in Kunar province during a joint patrol led by the Afghan National Army to Operating Post Rocky to conduct artillery fire training with 6/1 Kandak, on April 18, 2013. AFP PHOTO / MANJUNATH KIRAN (Photo credit should read Manjunath Kiran/AFP/Getty Images)

Eramuslim – Pemimpin baru Taliban Mullah Mansour menegaskan bahwa organisasinya tidak akan menghentikan perang ataupun berdamai dengan pemerintah selama masih ada pasukan asing yang bertugas di Afghanistan.

Pernyataan ini dikatakan Mullah Mansour dalam pesan singkat di laman resmi milik organisasi Taliban pada hari Selasa (22/09) kemarin, bertepatan dengan momen Arafat dan hari raya Idul Adha pada Kamis (24/09) esok.

“Penghapusan perjanjian militer dengan kekuatan internasional dan kepergian mereka dari Afghanistan adalah tuntutan dasar dari organisasi Taliban jika pemerintah ingin melakukan negosiasi damai,” ujar Mullah Mansour dalam pesannya.

Menurutnya kepergian pasukan asing adalah langkah dasar dari upaya dialog damai bersama, karena masalah internal Afghanistan hanya dapat diselesaikan melalui pemahaman internal.

Perlu diketahui bahwa semenjak digulingkan AS dan sekutunya pada tahun 2001 lalu, organisasi Taliban menjadikan pasukan asing sebagai musuh utama mereka yang dianggap sebagai penjajah asing di dalam negeri.

Hingga kini pemerintah Kabul masih terikat dengan perjanjian keamanan dengan Washington, dimana masih ada 13 ribu pasukan gabungan internasional, 10 ribu diantaranya dari AS, paska berakhirnya misi tempur pasukan NATO pada akhir tahun 2014 lalu. (Skynewsarabia/Ram)