Surat kabar Inggris ‘Independent’ mengulas sebuah headline berita tentang target militer Assad dengan judul “bagaimana Assad memilih target mematikan.”
Dalam artikel yang ditulis langsung oleh koresponden surat kabar Independent, Kim Sengupta, di Suriah. Dalam penyelidikannya di Suriah, Kim mendapati kenapa wilayah pinggiran timur ibukota Damaskus (Gouta Syarqiyah) menjadi target penting tentara rezim Bashar.
Dalam artikelnya, kim mengatakan bahwa ” ancaman terbesar bagi pemimpin Suriah di masa mendatang adalah wilayah timur di pinggiran ibukota Damaskus, yang menjadi sasaran senjata kimia rezim Assad pada akhir bulan Agustus Kemarin.”
Dia menambahkan bahwa ” wilayah pinggiran ibukota Damaskus (Gouta Syarqiyah) yang terletak kurang dari 10 kilometer dari pusat kota Damaskus, akan memiliki peran penting dalam konflik yang sedang berlangsung di Suriah. Gouta akan menjadi titik strategi yang sempurna bagi para pejuang Suriah untuk menyerang jantung pertahanan rezim Bahsar Al Assad. Tidak mengherankan wilayah ini dipilih untuk menjadi target kejahatan Assad selama konflik terjadi di Suriah.”
“setelah dua setengah tahun konflik di Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang, tentara rezim Bashar berharap dapat menewaskan banyak pejuang Suriah yang berada di Gouta Syarqiyah.” Ujar Kim di dalam artikel terbitan surat kabar Independent.
Kim menambahkan, ” tanpa adanya serangan militer AS terhadap Suriah , pasukan pejuang Suriah berharap dengan lebih banyak lagi pengiriman senjata dari negara-negara Teluk ke Suriah.”
Dalam wawancaranya dengan banyak saksi di wilayah Gouta Syarqiyah, diantaranya dengan Abu Abdullah. “Warga yang terjebak di bagian timur Damaskus terbiasa dengan jatuhnya ratusan roket dan artileri berat setiap harinya, dan ini masih berlangsung sampai saat ini,” ujar Abdullah.
Selain itu, Kim juga melakukan penyelidikan mendalam terhadap seorang pengusaha kaya di wilayah ini yang telah menghabiskan sejumlah besar uang miliknya untuk membiayai Brigade pejuang Suriah di sekitar wilayahnya.
Dalam keterangan kepada Kim, Mustafa Omar mengaku bahwa dirinya turut membantu memfasilitasi kunjungan inspektur PBB ke daerah yang terkena dampak serangan senjata kimia oleh tentara Bashar Assad. “Ini saya lakukan melalui kontak dengan kelompok-kelompok yang berbeda dari kekuatan pasukan pejuang,” ujar Omar kepada Kim.
Omar menjelaskan, “Kami tidak mengatakan bahwa kami yang berada di Gouta adalah pejuang terbaik, tapi kami adalah yang terdekat ke ibukota, dan tidak ada tempat lain seperti di lokasi ini yang strategis untuk mencapai ibukota.”
“Sekarang saya dalam sebuah misi di Yordania dan Turki untuk memperoleh senjata dari dunia internasional,” tambah Omar.
Di akhir artikelnya, Kim menyimpulkan bahwa “usulan Rusia kepada PBB untuk melakukan pemeriksaan di gudang persenjataan kimia rezim Suriah, merupakan manuver untuk menghindari intervensi militer, tapi sekaligus juga pengakuan terhadap kepemilikan senjata kimia oleh rezim Bashar. (bbcarabic/Zhd)