Eramuslim.com – Sebuah kabar mengejutkan datang dari Angkatan Bersenjata Turki (TSK), menyusul konflik sengketa wilayah dengan Yunani. Militer Turki disebut mendesak Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk segera menurunkan instruksi serangan terhadap Yunani yang didukung armada tempur Prancis.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari The Arab Weekly, Menteri Pertahanana Turki, Jenderal Hulusi Akar, ternyata ikut turun langsung dalam latihan tempur yang digelar Angkatan Udara Turki (THJ) di wilayah udara Semenanjung Gallipoli, yang dimulai sejak 2 September 2020 lalu.
Akar yang merupakan purnawirawan militer yang pernah menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Turki, diklaim sengaja menyebar fotonya yang tengah berada di kokpit jet tempur F-16 Fighting Falcon. Munculnya foto Akar memunculkan dugaan para pemimpin militer Turki sudah sangat ingin melancarkan serangan terhadap Yunani.
Para perwira tinggi militer Turki termasuk Akar, disebut telah mendesak Erdogan agar segera mengeluarkan perintah serangan. Para pejabat tinggi militer ini disebut sebagai perwira garis keras, yang punya andil untuk menyingkirkan kaum sekuleris Turki pada 2016 silam.
Seorang pengamat politik Turki, Ilhan Tanir, meyakini bahwa para perwira tinggi militer yang berdiri di samping Erdogan sangat anti-Barat. Oleh sebab itu, para perwira tinggi militer Turki ini menginginkan Erdogan mempertahankan kebijakan ekspansi di sejumlah wilayah. Salah satunya adalah Laut Aegea yang jadi tempat sengketa Turki dengan Yunani.
“Erdogan adalah bagian dari aliansi bersama pensiunan ekstremis dan perwira militer anti-Barat. Para perwira ini adalah orang yang sama yang mempertahankan kebijakan ekspansionis di Laut Aegea, Mediterania, dan laut lainnya,” ujar Tanir.
“Erdogan telah berhasil menekan oposisi di media, militer, dan negaranya. Dan saat mantan Panglima Angkatan Bersenjata (Turki) Hulusi Akar menjadi Menteri Pertahanan, Erdogan mendapatkan kendali yang lebih besar atas militer,” katanya.
Dalam berita VIVA Militer 12 September 2020, Akar sempat melontarkan pernyataan agar Yunani dan Prancis menghentikan provkasi lewat jalur diplomasi. Akar memberikan respons keras terhadap langkah yang diambil Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis, dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang kerap menyerukan sikap anti-Turki kepada negara-negara Uni Eropa.
“Untuk meredakan ketegangan, beberapa orang hanya perlu diam. Mereka tidak pelu melakukan apa-apa,” ucap Akar dikutip VIVA Militer dari Orthodox Times.
“Mereka yang terlibat dalam konspirasi melawan Turki, seperti yang terjadi di masa lalu. Mereka akan menderita kerusakan yang sama seperti yang mereka alami di masa lalu. (Yunani harus) bungkam, agar tidak dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain,” katanya.(viva)