“Orang-orang ini tidak pernah pernah ke Xinjiang, mereka juga tidak pernah melihat keindahan wilayah ini dan merasakan keharmonisan orang-orang dari semua kelompok etnis di sana secara langsung,” katanya. seperti dikutip dar Global Time.
Hua menyebut, populasi Uyghur di Xinjiang telah berlipat ganda dalam 40 tahun terakhir. Etnis minoritas di Xinjiang menikmati hak atas pekerjaan yang setara, dan semua kelompok etnis adalah sama, tidak ada yang dibedakan.
Hua mencatat sejarah tragis yang diderita kelompok etnis di beberapa negara termasuk Kanada, AS dan Australia, yang tidak pernah mendapat tanggapan dari politisi dan pemerintahannya.
Contohnya, kata Hua, Pemerintah Kanada menerapkan kebijakan pemusnahan budaya terhadap penduduk asli pada tahun 1970-an. Selama bertahun-tahun, pemerintah merampas sumber daya tanah masyarakat adat, mengasimilasi bahasa dan budaya tradisional mereka, mengakibatkan depresi, penyalahgunaan narkoba, bunuh diri dan kejahatan pada tingkat yang jauh lebih tinggi di antara masyarakat adat dibandingkan kelompok etnis lainnya
Lalu AS, selama hampir seratus tahun berdirinya negara itu, pemerintah AS terbiasa mengusir dan membunuh orang India dalam skala besar melalui gerakan ke barat atau ‘Westward Movement’.
Lalu soal ‘Kebijakan Australia Kulit Putih’ yang mencoba memusnahkan penduduk Aborigin secara paksa dan memisahkan 100.000 anak Aborigin dari keluarga mereka.
Negara-negara itu selalu menyudutkan China soal hak asasi manusia dengan sikap merendahkan. Hua menekankan bahwa hak atas hidup dan kesehatan adalah hak asasi manusia pertama yang perlu dijamin setiap saat di negara dan masyarakat mana pun.
Hua pun membuat perbandingan antara situasi di China dan Texas di AS selama liburan Festival Musim Semi.
Orang Tionghoa dari semua kelompok etnis menikmati liburan Festival Musim Semi yang aman, damai dan bahagia, meskipun orang tidak dapat melakukan perjalanan sebanyak tahun-tahun sebelumnya karena epidemi, kata Hua.
Sekitar 160 juta orang pergi ke bioskop, bisnis pengiriman ekspres meningkat 260 persen tahun ke tahun selama festival, dan pemesanan lokal untuk tiket pariwisata melebihi 300 persen.
“Kami tidak kekurangan pangan dan sandang. Tidak kelaparan atau kedinginan. Ini adalah hak asasi manusia yang paling nyata,” cetus Hua, menambahkan bahwa itu karena upaya pemerintah yang fokus memperhatikan rakyatnya.
Sementara itu, di negara bagian selatan Texas di AS, jutaan orang terjebak dalam situasi sulit, tanpa listrik untuk pemanas setelah badai musim dingin yang ekstrim.
“Semua ini telah memberi kami, orang China, pemahaman yang lebih dalam tentang apa itu hak asasi manusia yang sebenarnya dan bagaimana melindungi hak asasi manusia dengan lebih baik. Itu juga membuat kami sangat yakin bahwa China berada di jalan yang benar dan kami sangat yakin akan masa depan kami,” kata Hua.
Hua mengingatkan kepada negara-negara yang selalu sibuk menuduh China, agar lebih peduli pada bangsanya sendiri dan berkonsentrasi menyelesaikan masalah mereka sendiri.(rmol)