Ifthor Jama’i kru Eramuslim di hari ke-16 yang jatuh pada hari Jum’at, 28 September 2007 (17 Ramadhan 1428H) di Jakarta sungguh-sungguh berbeda dari biasanya. Kali ini Kami kedatangan tamu yang sungguh istimewa, seorang Mujahidin HAMAS langsung dari Palestina. Walau sudah berusia lanjut, Syekh Abu Bakr, mujahidin itu, tampak masih tegap dan kuat. Hanya saja, walau kedua matanya tetap terbuka seperti orang-orang lain, fungsi penglihatannya sudah tidak ada lagi alias buta.
“Beliau pernah ditangkap sampai lima kali oleh tentara Zionis-Israel dan mengalami siksaan. Salah satu siksaannya dengan listrik dan mengakibatkan kebutaan. Allah telah membutakan mata beliau dari segala kekotoran dan kemaksiatan dunia, ” ujar Ust. Ferry Noor, Ketua KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina).
Syekh Abu Bakr yang mengenakan gamis panjang putih dengan suara merdu namun tegas menyempatkan diri untuk menyampaikan tausiyahnya kepada seluruh yang hadir. Kami menyimak dengan khidmat semua yang disampaikan beliau. Untaian kalimat demi kalimat yang dituturkannya begitu merasuk ke kalbu dan memompa semangat kami kembali untuk terus berjuang menegakkan agama Allah ini.
Sayang jika tausiyah beliau terlewatkan begitu saja. Di bawah ini Kami sengaja menuliskan kembali tausiyah beliau kepada Anda agar bisa menjadi pendongkrak ghirah kita untuk berjuang demi menegakkan dan memenangkan Dienul Islam. Agar niat kita kembali lurus semata-mata demi kejayaan Islam dan umat-Nya, bukan demi hal-hal remeh seperti sekadar perebutan kursi kekuasaan. Inilah tausiyah beliau:
Bismillahirahmanirahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Saya mencintai kalian karena Allah, mengapa saya mencintai kalian karena Allah? Karena kalian hamba-hamba-Nya, yang melakukan puasa, yang melakukan sholat lima waktu, yang mengerjakan shodaqoh, menunaikan zakat, serta beramal hanya karena Allah, ikhlas.
Dan jangan lupa, “Sesungguhnya kemenangan kaum Muslimin itu semata-mata hanya karena ketaatan kita kepada Allah SWT. Jika kita jauh dari Allah dan tidak taat kepada Allah, maka kemenangan akan menjauh dari kita. ” Saya teringat suatu pesan dari Umar ibn Khattab kepada Saad Abi Waqqash yang mengatakan bahwa nasab kita hanya dihitung jika kita taat kepada Allah.
Sesungguhnya, kita dengan musuh-musuh kita adalah sama. Yang membedakannya hanyalah bahwa mereka bermaksiat dan tidak beriman kepada Allah, sedangkan kita—mengapa kita bisa menang atas kaum kafir dan musuh-musuh Allah, semata-mata karena kita beriman dan taat kepada Allah.
Jika kita melakukan kemaksiatan seperti yang mereka lakukan, maka kita akan kalah dan terhina di hadapan kaum kuffar. “Sesungguhnya kemenangan itu tidak akan datang kecuali atas izin pemiliknya, yaitu Allah yang Maha Bijaksana dan Maha Pemberi. ”
Saya di sini berbicara kepada Anda semua atas bangsa Muslim Palestina yang terjajah oleh Zionis-Israel, saya juga berbicara dihadapan kalian ini atas nama pejuang-pejuang Palestina, yaitu HAMAS, saya juga berbicara di hadapan kalian atas nama seluruh ulama-ulama Palestina yang terusir dari negaranya, saya akan memberikan beberapa informasi terkini tentang apa yang terjadi terhadap kaum Muslimin Palestina:
Pertama, sekarang terdapat lebih dari 7. 000 keluarga syuhada yang ditinggalkan oleh suaminya atau anaknya atau keluarganya yang syahid, yaitu dari intifadhah pertama hingga intifadhah kedua.
Yang kedua, sekarang terdapat lebih dari 50. 000 kaum Muslimin Palestina yang terluka dan cacat akibat penangkapan dan penyiksaan yang dilakukan kaum Zionis-Israel. Saya juga memberikan kabar kepada kalian semua kaum Muslimin, sekarang terdapat lebih dari 12. 000 orang tawanan yang masih berada di penjara-penjara Israel. Mereka mengalami berbagai penyiksaan bahkan banyak yang sampai menemui kesyahidan atau cacat seperti saya.
Saya juga ingin memberikan kabar bahwa ada lebih dari 10. 000 rumah kaum Muslimin Palestina itu dihancurkan oleh tentara Zionis Israel. Dan sekarang ini kami dipisahkan dengan adanya pembangunan tembok-tembok pemisah yang sangat kokoh dan tingginya sampai dengan 10 meter. Sehingga sekarang ini kami dipisahkan dari rumah-rumah kami, kami dipisahkan dari rumah-rumah sakit kami, kami dipisahkan dari universitas-universitas kami, dari tetangga-tetangga kami sehingga kaum perempuan kami pun untuk sekadar melahirkan di rumah sakit tidak bisa. Banyak dari perempuan-perempuan Palestina sekarang ini terpaksa melahirkan di pinggir-pinggir jalan. Atau pun di perbatasan-perbatasan yang sengaja dibuat oleh tentara-tentara Zionis-Israel.
Sekarang terdapat 500. 000 kaum Muslimin Palestina yang tidak bisa bekerja akibat cacat dan lumpuh seumur hidup akibat penyiksaan yang dilakukan tentara Zionis atas kami. Dahulu kami, sekitar 500. 000 Muslim Palestina bisa menunaikan sholat berjamaah di Masjidil Aqsha, tetapi sekarang kami bisa melakukan sholat di Masjidil Aqsha sejumlah 50. 000 orang dengan satu syarat bahwa kami telah berusia di atas 50 tahun.
Dan perlu diketahui juga bahwa sekarang ini Al-Aqsha berteriak memanggil umat Islam yang berada di seluruh dunia karena sekarang ini Al-Aqsha tinggal menunggu keruntuhannya. DI bawah Al-Aqsha, Zionis-Israel telah melakukan penggalian di sana-sini, guna dibuat parit-parit dan sebagainya, yang nantinya jika Al-Aqsha runtuh maka di atasnya akan dibangun kembali Haikal Sulaiman.
Wahai Saudaraku, selamatkanlah Al-Aqsha, karena Al-Aqsha ini akan segera runtuh jika kaum Muslimin tidak segera membantunya.
Saya juga akan memberikan kabar tentang pejuang-pejuang kaum Muslimin Palestina, terutama HAMAS: Pertama, kami sesungguhnya telah berhasil ketika di dalam pemilihan umum, HAMAS berhasil memenangkan kursi parlemen dengan perolehan sekira 60% dan juga dengan ditandainya kami telah berhasil mengusir tentara Zionis-Israel dari Jalur Gaza yang panjangnya sampai dengan 350 kilometer, sehingga sekarang ini tentara Zionis-Israel tidak mampu lagi untuk masuk ke Jalur Gaza walau hanya sejengkal pun. Allahu Akbar!
Dan kami juga ingin memberi kabar, bahwa kami telah kembali membangun rumah-rumah sakit, universitas-universitas Islam di Gaza, dan kami juga berhasil dengan dakwah dan tarbiyah kami sehingga kami dapat menciptakan generasi-generasi Islam yang tangguh di sisi Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah SAW.
Saya sendiri khawatir, bukan khawatir dengan pejuang-pejuang, para mujahidin Palestina, tetapi saya khawatir dengan diri saya dan kalian semua yang ada di Indonesia yang sekarang masih menunggu di jalan jihad. Kita sedang menunggu untuk bisa tiba di sana, tetapi mereka telah ada di sana dan menunggu untuk bisa mendapat syahid atau hidup mulia. Jika kita semua ingin tiba di sana, berdoalah kepada Allah dan tetaplah istiqomah sehingga nantinya kita termasuk orang-orang yang dipilih Allah untuk membebaskan al-Aqsha dan kita bisa melaksanakan sholat berjamaah di sana dengan aman.
Mungkin ini saja dari saya, Wa bilahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.(Rizki)