Masjid al-Aqsha di Palestina merupakan tempat suci yang penting bagi kaum Muslimin di seluruh dunia, karena masjid ini pernah menjadi kiblat pertama umat Islam dan menjadi bagian peristiwa Isra Mi’raj Rasulullah Muhammad Saw, sehingga Masjid Al-Aqsha menjadi masjid suci ketiga umat Islam setelah Masjid Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Namun banyak kaum Muslimin yang tidak menyadari bahwa Masjid Al-Aqsha kini dalam ancaman dan diambang kehancuran akibat ulah Zionis Israel yang ingin merobohkan masjid ini, dan menggantikannya dengan kuil Yahudi. Zionis Israel sampai hari ini, masih melakukukan penggalian terowongan-terowongan di bawah Masjid al-Aqsha, melakukan berbagai perusakan, bahkan pernah berusaha membakar Masjid Al-Aqsha.
Salah satu insiden pembakaran Masjid al-Aqsha yang paling tragis terjadi pada tanggal 21 Agustus 1969, yang dilakukan oleh ekstrimis Yahudi Zionis Michael Rohan dan komplotannya, namun banyak bukti-bukti menunjukkan bahwa pembakaran itu dilakukan secara sistematis di bawah kordinasi pemerintahan rezim Zionis.
Dalam rangka memperingati 38 tahun insiden pembakaran Masjid al-Aqsha inilah, diselenggarakan Konferensi Internasional Al-Aqsha yang akan berlangsung Kamis (21/8) di Wisma Antara, Jakarta-Pusat, kata Sekjen KISPA Ferry Nur saat silahturahim tim penyelenggara Konferensi ke kantor redaksi Eramuslim hari ini, Rabu (20/8).
Dalam silahturahim yang berlangsung singkat, tim penyelenggara menyampaikan undangan langsung pada Pimpinan Redaksi Eramuslim Ustadz Mashadi untuk menghadiri dan meliput jalannya konferensi serta menyebarkan hasil-hasil konferensi sehingga Muslim di Indonesia makin menyadari arti penting Masjid Al-Aqsha bagi kaum Muslimin.
Abul Hidayat S dari Majlis Da’wah Jamaah Muslimin (Hisbullah) yang ikut terlibat dalam penyelenggaraan Konferensi mengatakan, "Konferensi Internasional al-Aqsha bertujuan untuk menggugah kepedulian kaum Muslimin, khususnya di Indonesia, akan tanggung jawab mereka pada Masjid al-Aqsha, masjid umat Islam yang hampir terlupakan."
"Allah akan marah jika kita membiarkan kiblat pertama umat Islam, masjid para nabi itu, diacak-acak oleh Zionis Israel, " ujarnya.
Sekretaris Konferensi, Ali Farhan menambahkan, Konferensi Internasional al-Aqsha adalah rangkaian dari Konferensi Al-Quds di Istanbul tahun 2007 lalu yang tujuannya sama, "Menggalang kesadaran, persatuan dan kesatuan kaum Muslimin di seluruh dunia untuk melindungi dan membebaskan Masjid Al-Aqsha dari cengkeraman penjajah Zionis Israel, " tukas Ali Farhan.
Menurutnya, rangkaian acara konferensi ini sudah dilakukan dalam berbagai aktivitas, mulai dari acara gerak jalan malam, tabligh akbar, pameran foto perjuangan muslimin serta pemutaran film dokumenter tentang al-Aqsha. Rangkaian kampanye kepedulian terhadap Masjid al-Aqsha juga dilakukan di 20 tempat di Indonesia, antara lain di Aceh, Jambi, Pulau Jawa dan Jabodetabek.
Ali Farhan mengatakan, target Konferensi Internasional al-Aqsha adalah membuat aksi nyata pembebasan al-Aqsha, penggalangan dana, memperluas jaringan kerjasama dan yang utama adalah menggalang dukungan masyarakat Indonesia terhadap Masjid Al-Aqsha dengan menggelar aksi pengumpulan satu juta tanda tangan. Tanda tangan ini nantinya akan diserahkan ke Amnesty Internasional, sebagai salah satu cara untuk mendesak organisasi-organisasi internasional supaya melakukan tekanan terhadap Zionis Israel agar rezim Zionis itu mengembalikan hak atas Masjid Al-Aqsha pada umat Islam.
Dalam kesempatan silahturahim itu, Pemimpin Redaksi Eramuslim Ustadz Mashadi menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan undangan dari penyelenggara Konferensi Internasional Al-Aqsha dan menyatakan komitmen Eramuslim untuk membantu perjuangan kaum Muslimin di Palestina termasuk perjuangan untuk membebaskan Masjid al-Aqsha dari kaum Zionis Israel, dengan menyebarluaskan hasil-hasil Konferensi pada masyarakat luas lewat media situs Eramusli.com (ln)