Al-Hamdulillah, pada hari Senin hingga Rabu (16-18/6/2008) penulis dan AM. Rais, direktur COMES (Center for Middle East Studies) berada di Damaskus, Suriah untuk bersilaturrahim dan mengunjungi beberapa tokoh Palestina. Silaturrahim merupakan amalan yang mulia, sunnah Nabi Muhammad saw, pekerjaan yang dicintai Penguasa Alam Semesta, Allah swt. Dari Abu Idris Al-Khaulani, dia berkata, “Aku masuk masjid Dimaskus, lalu tiba-tiba aku melihat seorang pemuda yang bersih giginya dikelilingi oleh orang banyak. Jika orang-orang tersebut berselisih paham, maka mereka kembali kepadanya dan mengambil pendapatnya. Lalu akupun bertanya, “Siapakah orang itu?” Dikatakan, “ Dia itu adalah Mu’adz bin Jabal”.
Keesokan harinya aku pun berhijrah dan aku dapati ia telah mendahuluiku. Ketika itu aku mendapatinya sedang mengerjakan shalat, maka akupun menunggunya, dan tatkala beliau selesai melaksanakannya, akupun mendatangi beliau dan memberi salam kepadanya, kemudian aku berkata, “ Demi Allah, sungguh aku mencintaimu karena Allah”. Mu’adz berkata “Demi Allah?” Aku berkata, “Demi Allah”. Kembali Mu’adz berkata, “Demi Allah?” Aku berkata, “Demi Allah”.
Kemudian beliau menarik kain milikku dan berkata, “Bergembiralah, karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Kecintaan-Ku wajib atas orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, dan orang-orang yang berkumpul dalam satu majelis karena-Ku, dan orang-orang yang saling berkunjung karena-Ku, serta orang-orang yang saling menolong karena-Ku”. (HR Malik di dalam kitab Al-Muwatha’). Diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibban. Hadits Shahih.
Tokoh yang penulis kunjungi adalah mereka yang pernah datang berkunjung ke Indonesia, khususnya ke kantor Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA), dan pernah berjumpa pada acara Konferensi tentang Palestina di beberapa negara seperti Yaman, Al-Jazair dan Turki. Program Silaturrahim di kota Damaskus, penulis berkunjung ke kantor Ketua Rabithah Ulama Palestina di Suriah, Dr. Nawwaf Takruri di Kamp Pengungsian Yarmuk, Suriah.
Beliau Doktor Syari’ah kelahiran Thaluzah-Nablus pada tahun 1965, produktif dalam menulis sejumlah buku. Di antaranya adalah ‘Aksi Bom Syahid Menurut Pandangan Fiqh’ (sudah diterjemahkan), ‘Persoalan-Persoalan Hubungan Ekonomi antara Negara-Negara Islam’, ‘Hukum Menjalin Hubungan Politik dengan Yahudi di Palestina’, dan ‘Dahsyatnya Jihad Harta’ (sudah diterjemahkan ). Di kantor Dr Nawwaf, kami bertemu dengan Syekh Abu Bakar Al-‘Awawidah anggota Rabithah Ulama Palestina di Suriah dan asistennya Ustadz Ziyad El Kishawi serta beberapa mahasiswa Turki yang sedang bersilaturrahim juga. Walaupun Syekh Abu Bakar buta matanya akibat penyiksaan yang dilakukan tentara Zionis Israel, akan tetapi hatinya tidak buta, beliau peduli terhadap urusan umat, dan senantiasa melakukan pembinaan/tarbiyah bagi rakyat Palestina dan generasi muda khususnya di Kamp Pengungsian Yarmuk, Suriah.
Dari Anas ra, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah swt berfirman: Jika aku menguji hamba-Ku dengan mengambil kedua kecintaannya lalu ia bersabar, maka Aku akan menggantinya dengan surga”. Maksud dari kedua kecintaannya yaitu dua penglihatannya. (HR Bukhari).
Ketika penulis datang, beliau menyambutnya dengan senang dan gembira sambil berjabatan tangan, sebagai bentuk pengamalan ajaran Nabi Muhammad saw dan adab menghormati tamu. Dalam pertemuan dengan Dr. Nawwaf Takruri, Selasa, 17/6/2008, disaksikan direktur COMES dan Irhamudin Mahmud, Mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Universitas Damaskus, Fakultas Syari’ah dan Syekh Ahmad Kaftaro University, Fakultas Dakwah, penulis menyerahkan dana umat Islam Indonesia yang selama ini diamanahkan ke KISPA kepada beliau dan selanjutnya akan diberikan kepada rakyat Palestina yang sangat membutuhkan bantuan. Dana Umat Islam yang diserahkan KISPA untuk rakyat Palestina via Dr. Nawwaf Takruri berjumlah USD 61.575. (Enam Puluh Satu Ribu Lima Ratus Tujuh Puluh Lima USD) senilai dengan Rp 575.726.250; (Lima Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Tujuh Ratus Dua Puluh Enam Ribu Dua Ratus Lima Puluh Rupiah) dengan Kurs 1 USD= Rp 9.350.
Ada cerita yang menarik dari Ustadz Ziyad El Kishawi, beliau menjelaskan bahwa di Kamp Pengungsian Yarmuk, Suriah pada tahun yang lalu tepatnya tanggal 3/8/2007 M, telah dilangsungkan acara nikah masal berjumlah 300 pasangan ikhwan dan akhwat Palestina yang dihadiri oleh para ulama dan tokoh-tokoh pejuang Palestina dan ribuan masa.
Acara nikah masal yang diselenggarakan atas kerja sama Hamas dan Jam’iyah Al-Isra’ Littanmiyah Al-Khairiyah, selain nikahnya tidak perlu bayar KUA, setiap pasangan pengantin baru mendapatkan bantuan USD 2.000 plus perabotan rumah tangga. Masih menurut Ustadz Ziyad El Kishawi, “Insya Allah pada hari Jum’at, 1/8/2008, ba’da Shalat Maghrib, di masjid Al-Wasim, Kamp Pengungsi Yarmuk akan diselenggarakan nikah masal yang ke dua”. Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.(QS: An Nuur/24: 32).
Sebelum bertemu dengan Dr. Nawwaf saya berkesempatan berziarah ke makam Panglima Islam, Shalahuddin Al-Ayyubi, yang telah berjasa besar membebaskan kota suci Al-Quds dari tangan kaum salib. Kota Suci Al-Quds diduduki kaum salib selama 88 tahun, dari tahun 1099 hingga tahun 1187 M. Dimakam Panglima Islam Shalahuddin Al-Ayyubi, penulis mengenang jasa dan perjuangannya sekaligus mendoakan, “Semoga Allah mengampuni segala dosanya, menerima segala amal shaleh dan jihadnya yang telah membebaskan kota suci Al-Quds, dan mendoakan semoga beliau masuk ke dalam surga dan bertemu dengan Rasulullah saw”. Penulis juga berdoa kepada Allah, “Semoga dimunculkan generasi Shalahuddin yang akan membebaskan Palestina dan kota suci Al-Quds dari tangan kotor Zionis Israel.”
Setelah ziarah kemakam Panglima Islam, Pembebas Kota Suci Al-Aquds dari kaum salib, penulis melangkahkan kaki menuju Masjid Jami’ Umayyah yang terletak di depan makam Shalahuddin Al-Ayyubi. Masjid Jami’ Umayyah merupakan masjid yang megah peninggalan zaman kejayaan peradaban Islam dahulu dan banyak dikunjungi umat Islam dan di dalam masjid tersebut ada bagunan tempat diletakkannya kepala Nabi Yahya, tepatnya di bawah tiang masjid yang dikenal dengan tiang “Sakaakik”, berada di sebelah timur masjid Jami’ Umayyah, dan posisinya di shaf kedua dekat ruangan mihrab masjid.
Di dalam kitab Badaai’uz- Zuhuur Fii Waqaa’i’id- Duhuur, Muhammad bin Ahmad Al-Hanafi, (Kisah Para Rasul Hiburan Bagi Orang-Orang Yang Berakal), Penerbit Rihlah Press, Juni 2003, pada halaman 450 dijelaskan: “ Sedangkan Yahya bin Zakaria yang wafat karena disembelih Yahudi, menurut As- Suddi, badan beliau dikebumikan di Palestina, tempat penyembelihannya. Sedangkan kepala beliau dibawa ke Syiria dan dikuburkan di sana.
Adapun lengan-lengan beliau dikuburkan di Beirut. Sedangkan kedua kaki beliau di bawa ke Shida dan dikuburkan di sana. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan-Nya untuk ayah dan anak, Zakariya dan Yahya. Ats- Tsa’labi menuturkan bahwa Yahya meninggal pada usianya yang kesembilan puluh lima tahun.”
Rabu, 18/6/2008, sebelum berangkat ke Airport, kami berkunjung ke kantor Mu’asasah Filistin Lil Tsaqafah dan bersilaturrahim dengan General Managernya, Dr.Osama Al-Ashqar. Dalam pertemuan tersebut beliau menjelaskan tugas dan tanggung jawabnya dalam mendokumentasikan sejarah dan kebudayaan bangsa Palestina dari dahulu hingga saat ini. Sebagai kenang-kenangan dan pengikat tali ukhuwah, Dr.Osama Al-Ashqar memberikan kepada penulis, buku yang beliau susun/tulis yang berjudul “Futuh Filistin” dan beliau membubuhkan tanda tangannya pada buku tersebut, penulis juga memberikan buku “Palestina Pertanyaan Berjawab” terbitan KISPA sebagai hadiah kepadanya.
Di Airport, penulis berjumpa dengan Jansen Hasibuan, Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Suriah periode 2007-2008. Jansen Hasibuan merupakan Alumni Pondok Pesantren Al-Mukhtariyah Sungai Dua, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas, Sumut. Saat ini dia telah menyelesaikan Kuliyah Dakwah Al-Islamiyah Cabang Damaskus.
Dalam bincang-bincangnya dengan penulis Jansen menjelaskan berbagai aktifitas yang telah dilakukan PPI di Suriah dan struktur organisasinya yang terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua, Bendahara dan Sekretaris. Ada beberapa Departemen, Depertemen Agama, Departemen PSTA (Peningkatan Sumber Daya Anggota), Departemen Olah Raga dan Seni dan Departemen Humas. Selain Jansen, penulis juga bertemu dengan staf KBRI di Suriah, mereka adalah Budimansyah, First Secretary, M. Yahya Abdullah, Abdul Khaliq dan Dhiyaulhaq.
Semoga kunjungan ke Suriah, khususnya kota Damaskus dalam rangka menjalin tali silaturrahim, memperkokoh ukhuwah dan memberikan bantuan untuk rakyat Palestina dapat bernilai ibadah yang akan memberatkan timbangan kebaikan di akhirat kelak. Amin.
H. Ferry Nur S.Si, Sekjen KISPA
Email: [email protected]