Banyaknya pemberitaan seputar pembuatan Mega Film Ketika Cinta Bertasbih tak urung membuat nama Habibburahman El Shirazy, sang penulis novel, semakin meroket.
Akrab disapa Kang Abik, tampil tetap bersahaja di setiap kesempatan. Termasuk pada saat memenuhi undangan “Tausyiah, Kalam Cinta Diatas Lembar Dakwah” di Kasim Tuet Memorial College, Chai Wan, Hongkong. Bulan Februari lalu. Kang Abik yang saat itu ditemani oleh M. Cholidi, pemeran Khairul Azzam di film Ketika Cinta Bertasbih, berpenampilan layaknya keseharian. Tak juga tergoda membeli oleh-oleh untuk dibawanya pulang ke tanah air. “Itu bisa dibeli di Jakarta” Katanya saat ditanya mengapa tidak “memborong” barang-barang luar negeri.
Dengan penampilan tak jauh berbeda, Kang Abik disambut hangat di acara bedah buku di Solo dan Banten, minggu lalu (15/03). Yang berbeda kini ia tidak hanya berbicara seputar buku, namun pembuatan Mega Film Ketika Cinta Bertasbih yang diangkat dari novel karyanya pun menjadi topik bahasan. Dalam pembuatan film yang seluruh setting Kairo Mesir diambil di lokasi sebenarnya ini, Kang Abik mendampingi dari mulai pemilihan pemain sampai proses produksinya. “Saya tak ingin mengecewakan para pembaca novel saya, karena film yang dihasilkan tidak memiliki ‘nyawa’ novelnya” Imbuhnya.
Penulis berusia 32 tahun peraih Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005 dan BF Award 2006 ini menyatakan banyak belajar mengenai film dari Chaerul Umam (sutradara film KCB, red.), sehingga ia dapat memaparkan tentang film yang akan dirilis awal bulan Juni ini dengan fasih. Bahkan Chaerul Umam menyatakan bahwa Kang Abik memiliki talenta dalam bidang penyutradaan. Saat hal tersebut dikonfirmasikan kepadanya dan kemungkinan ia dapat menyutradarai karyanya sendiri di layar lebar, Kang Abik hanya tersenyum. “Insyaallah,” katanya.