Front Pembela Islam (FPI) salah satu ormas Islam di Indonesia tak hanya lantang berbicara tentang aksi-aksi pornografi dan penyelewengan agama di tanah air, namun ormas yang dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 (atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H) di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, juga turut terjun dalam aksi-aksi sosial, seperti menurunkan relawan di wilayah bencana.
Berikut ini penuturan Sekjen FPI, Ustadz Ahmad Sobri Lubis, yang pernah dilaporkan ke Mabes Polri karena pernyataan kontroversialnya untuk membunuh jamaah Ahmadiyah. Kini, beliau berbagi pelajaran tentang hikmah gempa dan kedatangan Miyabi ke Indonesia kepada reporter eramuslim.com.
Menurut ustadz, apa hikmah gempa yang melanda wilayah Indonesia akhir-akhir ini?
Yang pertama, gempa yang terjadi di Indonesia ini, bukan lagi merupakan ujian, tapi juga merupakan teguran dari Allah swt, dan juga azab dari Allah. Ujian bagi orang beriman, orang yang sabar, teguran bagi orang beriman tapi nggak sadar, dan akan menjadi azab bagi orang-orang yang zhalim. Azab itu merusak bumi ini tentunya karena orang-orang telah melanggar ajaran Allah swt.
Seruan apa yang dapat ustadz sampaikan agar masyarakat Indonesia tak lagi mengalami hal serupa di masa depan?
Ini harus sadar, khususnya kabinet SBY, harus sadar bahwa, tanpa mengurangi penghormatan kita terhadap para ilmuwan yang menyatakan bahwa negeri kita ini ada di jalur gempa, itu tidak bisa kita pungkiri sama sekali, tapi Alquran nggak mungkin bohong, segala macam malapetaka, bencana yang ada itu Allah berlakukan ketika orang-orang sudah zhalim. Kemudian, kemungkaran sudah ada di mana-mana. Larangan itu sudah dianggap biasa, lalu juga ada upaya-upaya merusak hukum Allah swt.
Kalau semua itu dilanggar, tentu kita akan kena, kita yang sudah ada di jalur gempa saja masih melakukan kemungkaran, jika Allah mengizinkan, kita pasti akan kena bencana-bencana semacam ini, dan yang kena itu merata. Ini yang harus dipikirkan oleh ‘kabinet malapetaka bersatu’.
Kita harus yakin bahwa tipu daya-tipu daya, makar-makar yang akan dilakukan, merusak, diketahui oleh Allah swt. Jadi, sama Allah nggak ada yang luput, meskipun tidak masuk tivi, tidak masuk koran. Diam-diam ada peraturan yang melarang jilbab di tempat kerja, diam-diam ada peraturan dokter dan bidan untuk mengkhitan anak perempuan, diam-diam ada peraturan yang menghina dakwah diidentikkan dengan kejahatan.
Rekayasa-rekayasa itu semua dicatat Allah swt, sekalipun nggak masuk tivi. Berlaku untuk semuanya, pemerintah, ulama, rakyat, umat, semua dilihat oleh Allah swt. Kita harus ada upaya untuk kembali ke jalan Allah, seandainya Allah menyayangi kita, kita tak mungkin kena bencana-bencana semacam itu.
Terkait dengan kedatangan Miyabi, bagaimana sikap FPI terhadap hal ini?
Nah, ini terbukti. Pemerintah kan sudah memberlakukan UU antipornografi dan pornoaksi, masak artis seperti itu mau datang dibiarkan? Yang jelas, ada penolakan dari masyarakat, ada penolakan dari umat Islam, ini menunjukkan bahwa sebetulnya kerusakan moral di negeri ini dibiarkan, jadi ada pembiaran.
Ini sudah terang-terangan, seorang artis porno dibiarkan masuk ke negeri kita, menambah kerusakan moral, menyemarakkan atau memperparah moral yang ada di negeri kita. Sudah selayaknya itu juga dilarang oleh pemerintah. MUI sudah menolak kehadirannya, ormas-ormas Islam juga.
Apa ada aksi yang akan dilakukan FPI apabila Miyabi tetap datang ke Indonesia?
Hari Jumat pekan ini, ba’da sholat Jumat, DPD FPI Jakarta akan mengadakan demo penolakan di depan kantor MAXIMA. Itu langkah pertama, kita lihat yang berikutnya.
Kaitan Miyabi dengan kasus pornografi sebelumnya, seperti Playboy?
Ini sebetulnya pembiaran, dapat dibayangkan, ketika isu terorisme itu, ada orang pakai jubah dari Filipina, orang Jamaah Tabligh, dideportasi. Ini yang sopan aja diperlakukan seperti itu, apalagi yang tidak sopan, kan?!
Ini bukti bahwa kedatangannya akan memperparah yang ada. Kita melihat ini nggak ada persaingan antara Maxima dan Playboy atau apa, tapi semua sama-sama merusak.
Kegiatan FPI dalam waktu dekat?
Kami sedang fokus di titik-titik bencana, di gempa Jabar, kebakaran di Penjaringan, dan Padang. Kebakaran di Penjaringan, ada 1.500 rumah terbakar, ada ribuan pengungsi, itu juga membutuhkan bantuan kita.
Kita kirim relawan dan dirikan pos-pos. Untuk Padang, kita fokus pada relawan-relawan FPI yang ada di Sumatera, yaitu Medan, Aceh, Riau, Palembang, itu yang kita fokuskan untuk jadi relawan, evakuator mayat dan juga kegiatan-kegiatan dakwah dan pengobatan. Kita sudah pengalaman dalam musibah-musibah seperti ini, waktu tsunami di Aceh itu, kita tercatat di kantor pemda Aceh mengangkat sampai 70 ribu mayat.
Bagaimana kabar terakhir Habib?
Habib sakit, tapi hari ke-2 lebaran sudah mulai pulih. Jika dalam 1-2 hari ini membaik, insyaAllah akan berangkat ke Padang. Mohon doa untuk kesembuhan beliau.
(Ind)
foto: muslim daily