Yang terjadi di Palestina selama ini bukan pertikaian antara HAMAS dengan Fatah, melainkan antara HAMAS dengan sekelompok orang yang memang berada di dalam kelompok Fatah, yang mana mereka rela dibayar oleh Zionis-Israel untuk memerangi rakyat Palestina sendiri.
Hal ini dikemukakan Dr. Nawwaf Takruri, saat melakukan silaturahim di kantor Eramuslim di Jakarta, Jum’at (2/11). Doktor Syari’ah kelahiran Thaluzah-Nablus pada tahun 1965 ini merupakan salah seorang intelektual muda HAMAS yang produktif dalam menulis sejumlah buku. Di antaranya adalah ‘Aksi Bom Syahid Menurut Pandangan Fiqh’, ‘Persoalan-Persoalan Hubungan Ekonomi antara Negara-Negara Islam’, ‘Hukum Menjalin Hubungan Politik dengan Yahudi di Palestina’, dan yang baru saja diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah ‘Dahsyatnya Jihad Harta’ di mana Kepala Kantor Utusan Politik HAMAS, Khalid Misyaal, memberi kata sambutannya.
Tahun 1992 Dr. Nawwaf pernah diasingkan bersama sejumlah Ikhwan lainnya, termasuk (alm) Dr. Abdul Aziz Ar-Rantisi, ke Marj al-Zuhur. Mereka terusir dari tanah airnya sendiri dan hingga kini tidak bisa kembali.
Dalam pertemuan dengan kru eramuslim, Dr. Nawwaf yang memakai stelan jas hitam dengan penuh keakraban banyak memaparkan kondisi terkini rakyat Palestina seperti masalah konflik internal rakyat Palestina (antara kelompok HAMAS dengan Fatah), masalah riil yang ada, tentang konferensi Annapolis dan konferensi Damaskus, kerjasama antara HAMAS dengan Hizbullah Lebanon, hingga sikap rakyat Palestina terhadap jihad melawan Zionis-Israel.
Tentang konflik antara HAMAS dengan Fatah, Doktor yang aktif sebagai Ketua Rabithah ‘Alam Islami Palestina di Suriah ini menggambarkan dengan sebuah ilustrasi yang menarik. “HAMAS merupakan pemenang pemilu tahun kemarin dengan lebih dari 60% suara dan berhasil mengantarkan kadernya sebagai Perdana Menteri Palestina yang sah, Yakni Ismail Haniyah. Fatah dengan sekitar 26% suara berhasil mengantarkan kadernya, Mahmud Abbas, duduk sebagai Presiden Palestina yang sah. Ini merupakan satu pemerintahan Palestina yang legal, ” ujarnya.
Hanya saja, tambahnya, dalam menghadapi penjajah Israel antara HAMAS dengan sekelompok elit di Fatah terdapat perbedaan cara pandang. “Kami ibaratkan HAMAS tengah bertarung melawan Zinois-Israel di dalam ring tinju. Dengan berbagai strategi, taktik, dan kekuatan yang ada pada kami, kami berusaha memenangkan pertarungan ini. Namun di saat kami bertarung, ada saudara kami yang terus-terusan mengganggu kami. Sekali dua kali kami mengatakan padanya dengan baik bahwa janganlah mengganggu pertarungan kami ini sebelum kemenangan dicapai. ”
Namun saudara kami itu tidak juga diam, ia malah terus mengganggu pertarungan kami ini dengan kian gencar, malah dengan bahasa kekerasan, maka tidak ada jalan lain bagi kami untuk menegurnya dengan bahasa yang sama pula. “Saudara kami itulah sekelompok elit dari Fatah, yang seharusnya membantu kami memenangkan pertarungan melawan ZIonis-Israel, tapi malah banyak merongrong kami. Sejumlah pertikaian yang terjadi kemarin merupakan upaya kami dalam rangka mengingatkan mereka agar kembali ke jalan yang benar, ke jalan yang diinginkan seluruh rakyat Palestina, yakni membebaskan Tanah Palestina dari penjajah Zionis-Israel, ” tegas Nawwaf.
Terkait dengan Konferensi Annapolis yang akan disponsori Amerika dan diikuti Mahmud Abbas dan Zionis-Israel, dan hubungannya dengan konferensi tandingan yang diselenggarakan oleh HAMAS dan faksi-faksi perjuangan rakyat Palestina di Damaskus Suriah, Doktor Nawwaf mengatakan, “Konferensi Annapolis bukan konferensi yang didukung oleh rakyat Palestina. Banyak rakyat Palestina memboikot konferensi tersebuta, termasuk faksi-faksi bersenjata yang sesungguhnya berada di bawah Fatah seperti Jihad Islam. Itu merupakan Konferensi Bush, yang tentunya sarat dengan kepentingan Zionis. ”
Sebab itu, HAMAS menggagas konferensi tandingan yang insya Allah akan diselenggarakan di Damaskus, Suriah, yang melibatkan seluruh faksi-faksi bersenjata perjuangan rakyat Palestina yang satu sikap dalam menghadapi Zionis-Israel, yakni membebaskan seluruh Tanah Palestina dari penjajahan Zionis-Israel. “Rakyat Palestina sebenarnya satu suara menghadapai Israel, yakni mereka harus segera keluar dari tanah kami. Sedangkan orang-orang seperti Muhammad Dahlan, Mahmud Abbas, dan sebagainya, mereka merupakan orang-orang upahan Israel yang bekerja demi uangnya Zionis. Ini tentu sangat kami sayangkan, ” tegas Nawwaf.
Menyinggung kerjasama antara HAMAS dengan Hizbullah, Dr. Nawwaf menyatakan bahwa HAMAS melakukan kerjasama dengan siapa pun yang memiliki kesamaan pandangan soal masalah Palestina, yakni Tanah Palestina merupakan hak milik sah bangsa Palestina dan Zionis-Israel wajib angkat kaki dari seluruh tanah yang didudukinya. “Ini prinsip, harga mati, dari kami. Karena persoalan ini menyangkut akidah Islam yang tidak bisa ditawar-tawar dengan apa pun, ” tandasnya.
Doktor Nawwaf yang didampingi Ketua Komite Solidaritas Islam untuk Palestina (KISPA) Ust. Ferry Noor, Ust. Dzikrullah (Hidayatullah), Nuim Hidayat (GIP), dan beberapa rekan lainnya juga menyampaikan salam persatuan dan salam jihad kepada seluruh saudara-saudara umat Islam Indonesia.
“Masalah Palestina merupakan tanggungjawab seluruh umat Islam dunia. Sebab itu, kita wajib berkontribusi di dalam mengusir penjajah Israel dari Bumi Palestina. Umat Islam yang berada di Palestina melakukannya dengan jihad qital atau peperangan, dan umat Islam di belahan bumi lainnya bisa melakukan jihad harta—termasuk memboikot produk pendukung Zionisme, jihad tulisan, dan kontribusi lainnya, termasuk doa. Insya Allah, kemenangan berada di tangan kita, ” ujarnya. Amien. (Rizki)