Sertifikasi Dai, PA 212 Sebut MUI-Menag Ada Misi Terselubung

Eramuslim – Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) menuding Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi punya misi terselubung dalam program standarisasi dai yang telah digelar dua kali selama bulan November 2019. Dai-dai yang sudah mengikuti program tersebut akan mendapat sertifikat untuk berdakwah.

Juru Bicara PA 212 Haikal Hassan mempertanyakan tujuan program tersebut. Dia juga meragukan efektivitas standarisasi dai yang hanya digelar selama satu hari di Jakarta.

“Sebenarnya apa semuanya ini? Kita lihat hasilnya ke depan. Jadi kalau sekarang penuh dengan agenda-agenda, hidden agenda, baik dilakukan MUI maupun Menag,” kata Haikal, Selasa (26/11) malam.

Menurutnya masyarakat bisa menilai sendiri siapa penceramah yang kompeten dan dibutuhkan umat. Sehingga PA 212 menganggap program standarisasi dan sertifikasi dai tidak begitu penting.

Haikal mengingatkan ceramah adalah bagian dari kebebasan pendapat yang dijamin konstitusi. Dia menyebut sertifikat yang dikeluarkan dalam program standarisasi dai itu sebuah ide yang konyol.

“Kalau umpamanya ditentukan dengan selembar kertas itu, yang di mana selembar kertas itu jadi menentukan si A ceramah di mana, si B ceramah di mana, menurut saya ini kekonyolan, ridiculous,” ujar Haikal.

Haikal mengungkap tak ada penceramah di barisan PA 212 yang diundang dalam standarisasi tersebut. Padahal MUI mengatakan mengundang dai yang merupakan perwakilan dari berbagai ormas Islam.

Namun Haikal mengklaim pihaknya tak peduli dengan program tersebut. Dia juga enggan mempermasalahkan jika MUI tak mengundang perwakilan dai dari PA 212.