Tak hanya sekedar jalan-jalan, kedua pria itu telah mencetak buku petunjuk wisata yang menceritakan pengalaman mereka dan tips-tips bagi para traveler lain.
Anton telah menerbitkan 42 buku, sedangkan Alexey baru menerbitkan 1 buku yang menceritakan perjalanannya di Myanmar.
Meski begitu, bukunya tidak ia jual secara bebas. Ia hanya mencetak beberapa saja untuk dibagikan ke sahabat. Selebihnya, Ia hanya ingin mengabadikan momen perjalanannya lewat buku tersebut.
Anton menceritakan, untuk melakukan semua petualangannya itu tidak membutuhkan banyak biaya, semuanya ia lakukan dengan gratis.
Wah, kok bisa? rupanya dua pria mualaf itu memiliki trik agar bisa jalan-jalan gratis.
“Saya berprinsip siapapun bisa melakukan perjalanan seperti kami selama memperhatikan beberapa hal, satu, harus yakin pada diri sendiri bisa melakukan hal itu, dua, memiliki banyak waktu, tiga, mudah beradaptasi di segala tempat dan kondisi, tidak gengsi untuk menumpang atau tidur di manapun, empat, yakinlah bahwa Tuhan akan selalu membantu kita, jika kita baik kepada semua orang maka mereka pun akan baik dengan kita dan membantu kita, lima, hindari kebiasaan menonton tv, jangan merokok atau minum alkohol supaya badan tetap fit, enam, mulailah dari daerah-daerah terdekat jangan langsung pergi ke tempat yang jauh, contoh jika anda dari Semarang, kunjungi saja dulu Demak, Kudus, atau Surabaya baru melangkah lebih jauh,” jelasnya.