Fang Xiang, salah satu manajer proyek yang terlibat dalam pembangunan RS kilat ini, mengatakan bahwa saat dia dan timnya diberitahu untuk menyelesaikan RS di Wuhan ini dalam waktu 10 hari, dia menganggapnya sebagai “misi mustahil.” Pembangunan RS Huoshenshan ini melibatkan sekitar 700 personel manajer dan 4.000 pekerja konstruksi.
“Untuk proyek dengan skala seperti ini, biasanya memakan waktu setidaknya dua tahun,” kata Fang. “Butuh waktu setidaknya satu bulan untuk membangun sebuah gedung temporer, belum lagi sebuah rumah sakit baru untuk penyakit menular,” ujarnya.
Berlokasi di sanatorium dekat Danau Zhiyin di Wuhan yang menjadi pusat wabah virus corona, rumah sakit temporer ini letaknya jauh dari pusat kota yang ramai penduduk.
Dilaporkan Xinhua, ribuan pekerja mengoperasikan lebih dari 800 peralatan secara bersamaan. Bahkan dilaporkan bahwa sejumlah pekerja hanya tidur selama empat jam sehari demi menyelesaikan proyek ini.
Ma Jiaqiang (47) salah seorang pekerja di proyekk ini mengatakan bahwa dirinya membaca tentang iklan rekrutmen untuk pembangunan RS Huoshenshan di media sosial.
“Saya bekerja di Wuhan. Ini rumah saya,” ujar Ma. “Jadi saya ambil bagian,” kata Ma yang bertugas mengoperasikan mesin penggali selama delapan jam sehari di lokasi proyek tersebut. “Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari ini,” imbuhnya.
Selain Huoshenshan, otoritas Wuhan juga tengah membangun rumah sakit darurat lainnya untuk merawat pasien virus corona. RS ini diberi nama Leishenshan (Gunung Dewa Guntur).(dtk)