Sejarah Masjid Al Markaz Dibangun Jenderal M Jusuf, Arsitekturnya Terinspirasi dari Masjid Madinah dan Katangka Gowa

Detail ornamen sebagian berasal dari wilayah Sulawesi Selatan. Napas dari masjid Nabawi Madinah mengilhami pembangunan menara tunggalnya yang tingginya 90 meter.

Ruangan utama masjid diterangi oleh lampu-lampu kristal yang megah yang didatangkan dari Cekoslovakia.

Ada empat unit lampu yang dipesannya, masing-masing beratnya 1 ton. Selama proses produksi yang kira-kira memerlukan waktu 3 bulan. Setelah selesai dibuat, lampu-lampu dipak dan dikirim ke Indonesia memakai pesawat Lufthansa.

Perjalanan lampu-lampu kristal dari Praha ke Makassar berjalan lancar. Dan, banyak lagi bahan lain yang harus didatangkan ke lokasi pembangunan mesjid, di mana Jusuf harus turun tangan langsung. Entah menelpon untuk bisa mendapat bantuan fasilitas atau mencari informasi bahan tertentu.

Jusuf sangat kagum dengan penerangan menara Masjidil Haram di Mekah, dan bertanya-tanya lampu buatan mana yang dipergunakan. Setelah mendapat informasi itu, ia akhirnya menginginkan agar lampu serupa dipergunakan untuk Al Markaz Al Islami. Menara diberi lampu sorot khusus yang pada malam hari menimbulkan kesan megah. Hampir di pucuk menara, dipasang sistem pengeras suara canggih berkekuatan tinggi.