“Alhamdullillah, kalau semua pihak menginsyafi pentingnya mesjid, semua bisa lancar,” ujar Jusuf puas mendapat berita tersebut.
Setelah mendapat kepastian mengenai lokasi pembangunan mesjid, pada bulan Puasa tahun 1994, tanggal 3 Maret, Jusuf mengundang sejumlah menter Kabinet Pembangunan dan pengusaha nasional di Wisma Yani, Jl. Taman Surapati, Jakarta Pusat, untuk mendengarkan paparannya terkait itu.
Selanjutnya, ruangan di kompleks Rumah Sakit Akademis Jaury dipilih untuk mengurus hal-hal yang berkaitan pembangunan masjid.
Kasad Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar memberi bantuan peralatan berat dari Batalyon Zeni Konstruksi yang ada di Makassar. Buldozer dan peralatan mereka digunakan untuk meratakan tanah di mana mesjid akan berdiri. Sebagai satuan tempur, mereka bisa bekerja secara cepat dan sistematis sehingga bekas-bekas bangunan dan tumpukan puing dalam sekejap bisa dibersihkan dan tanah siap untuk dibangun.
Pada 8 Mei 1994, dilakukan ground breaking Masjid Al Markaz Al Islami tersebut di atas lahan sekitar 10 hektar. Lahan sudah rata dengan tanah yang dibantu oleh pasukan Kasad Jenderal Wismoyo Arismunandar.