“Kita akan bangun mesjid yang sama indahnya di Makassar,” katanya, “…dan yang lebih besar lagi!” yang mendengar cuma tersenyum. Ini hanya gurauan pengisi waktu atau serius?
Pada setiap kali memperoleh kesempatan pergi haji, pada tahun-tahun berikutnya, ide untuk mendirikan sebuah mesjid baru di Makassar makin mengkristal dan orang-orang yang dekat dengannya-melihat bahwa Jusuf sangat serius mewujudkan cita-cita tersebut.
Jusuf berpikir bahwa yang perlu didirikan bukan hanya sekedar mesjid sebagai sarana fisik, tetapi pusat pendidikan yang Islami. Jusuf merasa lebih comfortable menceritakan keinginan itu setelah berhenti menjadi Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (Bepeka).
Jusuf selalu takut bertindak ketika menduduki suatu jabatan karena kemungkinan conflict of interest antara jabatan yang diemban dengan tujuan sosial yang ingin ia lakukan.
Hingga awal tahun 1990, kampus Universitas Hasanuddin yang terletak di Baraya, Ujung Pandang, hampir selesai dipindahkan seluruhnya ke kampus terpadu agak di luar pusat kota. Lokasi yang lama meskipun luasnya mencapai 10 hektar, tapi dianggap tak cocok lagi.
Rektor unhas Prof. Dr. Ir. Fachruddin saat itu menawarkan lokasi kampusnya untuk pembangunan masjid Al-Markaz. Gubernur Sulawesi Selatan Z.B. Palaguna lalu menawarkan kompensasi bagi pihak Unhas dengan memperoleh tanah seluas 100 hektar di luar kota sebagai kebun bibit percobaan.