Segini Total Uang yang Dihabiskan Israel untuk Serang Gaza

eramuslim.com – Israel kabarnya merilis laporan jumlah serangan udara. Dalam data yang disampaikan pada Oktober lalu, ada 12.000 target yang diserang tanpa keterangan spesifik di dalamnya.

Sementara, salah seorang pejabat Palestina mengatakan, ada sekitar 18.000 ton bom telah dijatuhkan di Gaza selama bulan Oktober 2023. Kehancuran yang terjadi di lapangan sesuai dengan jumlah bom yang dilaporkan.

Bom yang digunakan sebagian besar adalah Mk80 buatan Amerika Serikat, yang awalnya dirancang sebagai senjata konvensional.

Senjata ini terus dimodernisasi dengan penambahan perangkat penargetan canggih sehingga menjadi “bom pintar”. Jenis bom ini memiliki berbagai ukuran, tergantung pada berat total senjata, yaitu 120kg, 250kg, 500kg, dan 1.000kg.

Melansir dari PBS, Israel mengandalkan tiga pesawat buatan Amerika Serikat dalam serangan udara di Gaza, seperti F-15, F-35 dan F-16.

F-15 berperan sebagai jet tempur untuk mengamankan superioritas udara, meskipun beberapa juga dapat digunakan sebagai pesawat pembom.

Sementara, salah satu armada F-35 dilaporkan jatuh saat terkena rudal jelajah yang diluncurkan oleh pihak Houthi dari Yaman.

F-16 menjadi ujung tombak Israel dalam melakukan pengeboman di gaza. Israel juga memodifikasi jet tempur F-16 milik mereka  agar sesuai dengan taktik mereka, termasuk dengan adanya awak kedua yang tugas utamanya adalah mengendalikan senjata presisi.

Saat ini, ada sekitar 170 F-16 milik Israel yang siap perang. Meskipun setiap F-16 mampu membawa hingga 7 ton bom, untuk tujuan praktis, dapat diasumsikan bahwa setiap F-16 lepas landas dengan membawa empat bom.

Jika empat bom tersebut adalah versi 1.000 kg, maka diperlukan sekitar 4.500 penerbangan untuk mengirimkan 18.000 ton bom ke Gaza. Namun, tidak semua bom yang digunakan adalah versi bom terberat, sehingga jumlah sebenarnya mungkin mendekati 6.000 bom.

Melansir Al Jazeera, rata-rata militer Israel menerbangkan 1 hingga 2 misi F-16. Medan perang yang spesifik dengan tidak kurang dari tujuh pangkalan udara Israel dalam jarak 50 km hingga 100 km dari Gaza memungkinkan waktu terbang yang singkat, sehingga pilot dapat terus terbang dengan kecepatan saat ini tanpa perlu mengkhawatirkan dampak jangka panjang.

Laporan yang sama menyebut, jika Israel menggunakan 600 ton bom per hari maka diperlukan sekitar 30 truk angkutan berat untuk mengangkutnya.

Biaya yang harus dikeluarkan juga meningkat, dengan satu bom berat 1.000 kg, maka Israel harus mengeluarkan uang USD25.000 per ton, hanya untuk versi bom dasar tanpa biaya tambahan untuk perangkat elektronik dan perangkat keras yang canggih, yang seringkali lebih mahal.

Dengan demikian, biaya harian hanya untuk bom dasar mencapai lebih dari USD15 juta. Dengan angka tersebut, dapat diasumsikan bahwa biaya pengeboman sejauh ini membuat Israel mengeluarkan anggaran USD750 juta atau sekitar Rp11 triliun.

Namun, bagaimana dengan biaya tambahan? F-16 diklaim memiliki biaya penerbangan yang “sangat rendah”, sekitar USD8.000 per jam. Dengan asumsi minimal 300 jam terbang per hari, maka biaya harian mencapai sekitar USD2,5 juta.

Israel diperkirakan telah menggunakan setidaknya USD2 miliar atau setara dengan Rp31 triliun untuk melakukan serangan udara di Gaza hingga saat ini. Jumlah itu kemungkinan besar bisa menggelembung lebih besar karena belum termasuk biaya mobilisasi darat.

 

(Sumber: Suara)

Beri Komentar