Sebuah sekolah keagamaan di kota Derby, Inggris, kini sedang menghadapi risiko penutupan karena adanya laporan yang menyebutkan bahwa sekolah tersebut belum memenuhi praktek standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah Inggris.
Dalam sebuah salinan laporan inspektur pendidikan dan pengawas pemerintah Inggris yang diperoleh surat kabar Inggris The Guardian, menyatakan bahwa para pengajar di Islamic School tersebut belum memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah Inggris.
Laporan ini menegaskan bahwa para guru memberikan siswa pekerjaan rumah yang sama, terlepas dari potensi dan kemampuan siswa yang berbeda-beda.
Sekolah sebelumnya telah menerima peringatan dari pemerintah Inggris bahwa mereka menghadapi risiko penutupan jika tidak menghentikan apa yang disebut oleh pemerintah Inggris sebagai ‘diskriminasi terhadap kaum perempuan di sekolah tersebut’.
Pihak sekolah islami tersebut telah mewajibkan penggunaan jilbab bagi kalangan siswi dan staf perempuan, hal inilah yang menjadi salah satu poin pelanggaran yang melanggar kebebasan seseorang yang telah ditetapkan pemerintah Inggris.
Pihak sekolah menegaskan bahwa peraturan dan kegiatan yang mereka lakukan adalah untuk kepentingan mahasiswa dan masyarakat Inggris sendiri.
Sebanyak 412 orang siswa bersekolah di Islamic School ini, para siswa yang belajar biasanya berusia antara 6 sampai 16 tahun. (bbcarabic/lndk)