eramuslim.com – Cawe-cawe Presiden Ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilkada 2024 terus menuai sorotan.
Menurut pengamat politik Rocky Gerung, cawe-cawe tersebut menunjukkan kelas Jokowi sebagai mantan presiden berbeda jauh dengan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Dia (Jokowi) berupaya supaya semua bupati tampil melalui direction dia. Tapi banyak yang memang gagal tuh. Itu bedanya misalnya kita lihat ngapain Jokowi masih cawe-cawe soal pilkada, harusnya Jokowi udah masuk menganalisis kayak SBY. Kemarin dia (SBY) menganalisis krisis di Suriah dengan perspektif yang sangat humanis,” kata Rocky dikutip dalam kanal Youtube pribadinya, Kamis, 12 Desember 2024.
Lanjut dia, sikap SBY mencerminkan seorang akademisi dan negarawan yang lihai membaca peta politik global, kemudian mengenai dampaknya terhadap kepentingan nasional.
“Kedalaman akademisi ada, kemampuan untuk melihat seperti perlawanan di Suriah dan impact-nya pada stabilitas Timur Tengah itu diterangkan oleh SBY dengan baik, kemarin saya lihat di CNN, dari Chicago,” ungkapnya.
“Nah, kita harusnya membayangkan Jokowi ada di luar negeri, lalu pers pertanyaan tentang apa sebetulnya yang terjadi di Suriah atau apa yang memungkinkan Jokowi bisa ambil bagian dalam rangka diplomasi untuk meneduhkan krisis di Timur Tengah? Kan mestinya begitu, jadi mantan presiden itu harusnya berpikir melampaui persiwa-peristiwa cetek, peristiwa-peristiwa dangkal dalam negeri kan,” tegas Rocky.
Menurut dia, SBY telah memberikan contoh bagaimana seorang mantan presiden tetap beredar karena kepekaannya terhadap situasi global dan kehidupan demokrasi.
“Jadi SBY tetap melihat bahwa Indonesia sebetulnya mampu untuk ikut serta dalam upaya penyelesaian masalah-masalah global kalau ada perspektif,” jelasnya.
Namun, sikap tersebut sangat bertolak belakang dengan Jokowi yang masih berkutat pada cawe-cawe Pilkada hingga pengumpulan relawan.
“Nah, kita balik ke Jokowi, Jokowi perspektifnya adalah ngumpulin relawan untuk menangkan Ridwan Kamil, kan jauh betul kan, secara intelektual dan cara kepekaan terhadap kehidupan seorang mantan presiden. Jadi sudah mantan, tetapi tetap ingin cawe-cawe dalam hal remeh temeh, saya kira itu perbandingan awalnya kira-kira,” pungkasnya. (sumber: RMOL)