Saudi Tidak Akan Ikut Intervensi Meskipun Harga Minyak Dunia Jatuh 20 Dolar AS per Barel

minyakThe Financial Times of London menyatakan bahwa Arab Saudi tidak akan ikut campur dalam pemulihan harga minyak dunia meskipun jatuh hingga 20 dolar AS per barell, seperti dikutip dari Menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali al-Naimi.

Dengan tema “pemimpin OPEC mendesak untuk tetap melanjutkan produksi bahkan jika harga turun ke $ 20,” Financial Times menyebut industri minyak dunia kini dalam situasi yang penuh gejolak, setelah Menteri Perminyakan Saudi tersebut mengumumkan perubahan strategi mengenai tantangan produsen minyak dengan biaya tinggi.

Dalam strateginya, Ali al-Naimi mengkritik sikap negara-negara penambang minyak yang akan menahan sementara produksi mereka untuk menciptakan sedikit kelangkaan minyak mentah dunia di pasaran.

Menurutnya dalam sebuah wawancara dengan Bulletin Ekonomi Timur Tengah, Mays, Ali al-Naimi menagtakan “tidak dalam kepentingan produsen OPEC untuk memangkas produksi mereka, meskipun harga minyak jatuh ke kisaran $ 20 atau 40 atau 50 atau $ 60 per barell.”

“Mereka telah lupa melihat kedatangan harga minyak $ 100 per barel,” tambah Menteri Saudi.

Makalah ini mengatakan bahwa Arab Saudi menentang semua sumber produksi minyak dari biaya tinggi, seperti penambangan minyak Kanada dan penambangan minyak AS serta penambangan minyak di Brazil ataupun dari Kutub Utara.

Perlu diketahui bahwa sejumlah negara OPEC kini sedang berjuang karena pergerakan ekonomi mereka yang terhenti, seperti yang terjadi di Venezuela dan Iran dan Irak yang memerlukan harga minyak yang lebih tinggi untuk membantu menutupi biaya rekonstruksi akibat perang berkepanjangan. (Rassd/Ram)