Saudi Telah Terima 2,5 Juta Pengungsi Suriah Dan Perlakukan Mereka Sebagai Warganegara, Bukan Pengungsi

An aerial view shows the Grand mosque and the Kaaba in the holy city of Mecca, on October 5, 2014. Pilgrims pelt pillars symbolising the devil with pebbles to show their defiance on the third day of the hajj as Muslims worldwide mark the Eid al-Adha or the Feast of the Sacrifice, marking the end of the hajj pilgrimage to Mecca and commemorating Abraham's willingness to sacrifice his son Ismail on God's command in the holy City of Mecca. AFP PHOTO/MOHAMMED AL-SHAIKH        (Photo credit should read MOHAMMED AL-SHAIKH/AFP/Getty Images)

Eramuslim.com – Pemerintah Arab Saudi menjawab kritik keras di media sosial dan komunitas Muslim di seluruh dunia yang menganggap Kerajaan Islam ini tidak berbuat apa-apa bagi pengungsi Suriah. Saudi menjawab tegas jika mereka sudah menerima 2,5 juta pengungsi Suriah sejak awal konflik. Mengutip seorang pejabat, Saudi Press Agency memberitakan Arab Saudi menerima 2,5 juta pengungsi tanpa menampung di kamp-kamp.

“Kami tidak memperlakukan warga Suriah yang datang ke Arab Saudi sebagai pengungsi,” ujar pejabat itu. “Kami tidak menempatkannya di kamp-kamp, untuk menjamin martabat dan keselamatan mereka.”

Sebelumnya, komunitas Muslim di seluruh dunia mengutuk Arab Saudi dan negara-negara Teluk; Oman, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, dan Qatar, yang tidak saat ratusan ribu pengungsi melintasi Laut Mediterania dan menderita. Al Jazeera, mengutip pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, menulis sangat penting menjawab kritik itu dengan fakta dan angka-angka.

“Arab Saudi tidak tertarik berurusan menempatkan warga Suriah yang datang sebagai pengungsi,” kata pejabat itu.

“Kami menempatkan mereka di rumah-rumah, memberikan semua hak; kesehatan dan pendidikan gratis, dan lapangan kerja,” lanjutnya. Arab Saudi, masih menurut pejabat itu, juga memberi kebebasan penuh untuk bergerak.

Tidak hanya itu, Arab Saudi memberikan 700 juta dolar untuk membantu lembaga di Suriah, mendirikan klinik di kamp pengungsi, serta menawarkan akses ke ekerjaan, sekolah, dan perawatan medis. (rd)