Satu orang pengungsi Suriah di kamp Zaatari tewas pada hari Minggu (06/04) kemarin, setelah satu hari sebelumnya terjadi bentrokan antara pengungsi dengan pihak militer Yordania di kamp pengungsian.
Komisaris Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi menyatakan penyesalan atas meninggalnya Khalid Nimri yang ditembak pihak militer Yordan pada bentrokan yang terjadi hari Sabtu (05/04). Selain Khalid Nimri aparat militer Yordan juga menembak 2 orang pengungsi Suriah lainnya dalam insiden bentrokan tersebut, dan kini keduanya dalam perawatan intensif di rumah sakit terdekat.
Menurut data pengungsi PBB 28 aparat militer Yordan terluka dan sebanyak 9 tenda dan 5 rumah sementara terbakar dalam bentrokan tersebut, serta melukai puluhan pengungsi asal Suriah termasuk anak-anak dan wanita karena menghirup gas air mata.
Seperti dilansir oleh AFP dari badan pengungsi PBB “UNHCR” menyatakan bahwa bentrokan pecah setelah kepolisian Yordan menghentikan sebuah mobil yang membawa pengungsi Suriah keluar dari pengungsian secara diam-diam dan menahan penumpang yang ada di dalamnya. Pihak kerabat pengungsi yang tidak terima perlakuan aparat kemudian melempari pasukan keamanan dengan batu.
Dikutip Reuters dari seorang pengungsi bernama Abu Noor mengatakan bahwa “seorang wanita yang sedang berusaha untuk masuk kamp ditangkap aparat kepolisian Jordan, sekitar 300 orang pengungsi Suriah yang berusaha membebaskannya akhirnya terlibat bentrok dengan aparat keamanan Jordan.”
Sedangkan media lokal menyatakan bahwa 3 orang pengungsi Suriah yang mencoba masuk berhasil ditangkap pihak keamanan, mereka kemudian meminta tolong kepada pengungsi yang berada di dalam kamp untuk membebaskan mereka sehingga akhirnya memicu bentrokan yang lebih luas.
Hingga kini belum diketahui alasan pecahnya bentrokan di kamp yang menampung lebih dari seratus ribu pengungsi asal Suriah tersebut. (Aljazeera/Ram)