Salman al-Audah, Sekjen Persatuan Ulama Muslimin, menjelaskan sikapnya yang menolak para pemuda Muslim yang ingin pergi berjihad ke Suriah, ia menyatakan bahwa sikapnya ini sama seperti sikapnya dalam menanggapi peristiwa di Irak dan Afghanistan.
Sebelumnya Salman melansir video singkat yang menegaskan sikapnya tersebut, dan seruannya kepada para pemuda muslim di seluruh dunia untuk tidak pergi ke Suriah. Karena sikapnya inilah ia mendapat kecaman dari banyak pemuda muslim di dunia.
Namun Salman menjelaskan bahwa seruannya untuk tidak pergi ke Suriah baik perorangan maupun organisasi adalah demi kepentingan Islam, dan membiarkan krisis di Suriah untuk diselesaikan oleh rakyat Suriah sendiri, terutama ketika rezim terus mengelak bahwa pihaknya telah membunuh rakyatnya sendiri, mereka mengklaim bahwa yang mereka bunuh adalah Teroris yang datang dari luar.
Salman mengganggap bahwa rakyat Suriah mampu menyelesaikan sendiri urusannya , dan mereka tidaklah kekurangan jumlah, tapi perbedaan ideology dan pemahaman diantara mujahid-lah yang menjadi masalah di kedepannya nanti.
Dan menurutnya, permasalahan yang sebenarnya di Suriah bukanlah terkait dengan jumlah para mujahidin, melainkan kebutuhan mereka akan senjata, melihat rezim yang selama ini menyerang mereka dengan helicopter, tank dan senjata lengkap lainnya yang menambah daftar para Syuhada. “karena nyawa pria Syuhada adalah sangat mahal” kata Salman.
Ia juga menyatakan bahwa “Jihad tidak selalu tentang “Perang”, melainkan berusaha sekuat tenaga untuk kepentingan umat, maka bisa jadi seorang mujahid adalah dokter, pegawai, arsitek atau pengusaha,” ia menambahkan,”perang adalah Syari’at Allah yang memiliki Syarat dan rukun seperti sholat. Dalam artian jika seseorang sholat tanpa wudhu atau bukan pada waktunya atau tidak menghadap kiblat maka sholatnya tidaklah diterima, begitu pula perang, permasalahan yang tidak semua orang tahu syarat dan rukunnya, maka dibutuhkan orang-orang yang berilmu untuk menghukumi apakah suatu keadaan diperlukan untuk mengangkat senjata atau tidak. Salam Al-Audah menjelaskan,” banyak orang-orang yang pergi ke negara lain untuk berjihad tanpa bermusyawarah dengan para ahli, mungkin ia pergi dengan niat yang baik, namun resiko yang dihadapinya bisa jadi malah sebaliknya,” katanya. (hr/It)