Robert Fisk : 3 Wartawan Aljazeera Yang Ditangkap Pemerintahan Kudeta, Korban Perang Dingin Qatar VS Mesir

3 wartawan aljazeeraPenulis sekaligus analis Timur Tengah asal Inggris, Robert Fisk, menyebut penangkapan dan vonis hukuman terhadap 3 wartawan al Jazeera oleh pemerintahan presiden Abdel Fattah Sisi adalah korban dari perang dingin jangka panjang antara Mesir dan Qatar.

Dalam tulisannya di surat kabar Inggris, The Independent, Fisk menyebut Al-Jazeera telah gagal menekan pemerintah militer dengan aksi unjuk rasa para jurnalis di Mesir.

Melalui surat yang dikirim Mohamed Fahmy kepada surat kabar Independent melalui keluarganya, menyatakan Fahmy merasa sangat marah terhadap sistem peradilan dan vonis yang dijatuhkan pemerintah Mesir, serta al Jazeera yang dianggap telah mentelantarkannya di Mesir.

“Saya telah menerima pekerjaan untuk stasiun al Jazeera setelah 3 Juli lalu. Sejalan dengan waktu kami sadar bahwa kami mewarisi kapal yang akan tenggelam, tanpa adanya panduan dari menara pengawas dari manajemen kami di Qatar untuk mencarikan tempat aman,” ujar Fahmy.

“Saya sadar bahwa tidak mungkin untuk dapat terus bekerja dari Marriott Hotel dan bersembunyi dari aparat kepolisian Mesir,” tambah Fahmy.

Mohamed Fahmy sendiri adalah koresponden dari kantor berita Al-Jazeera yang ditahan aparat militer Mesir pada kudeta tahun 2013 lalu bersama dengan dua rekannya Peter Jurst dan brilian Muhammad.

Sebelumnya Mohamed Fahmy bekerja di surat kabar Los Angeles Times dan stasiun televisi CNN, sebelum menjadi direktur biro Al Jazeera di Kairo. (Rassd/Ram)