Eramuslim.com – Nama aslinya Ashamah bin Jabar, dia termasuk golongan sahabat dan yang baik Islamnya. Ia tidak sempat berhijrah dan tidak pernah bertemu dengan Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam. Maka jika dilihat dari satu sisi, ia lebih pantas masuk dalam jajaran para tabi’in, meskipun dilihat dari sisi yang lain ia layak disebut Sahabat. Sebab, beliau sempat berinteraksi dengan Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam melalui surat. Beliau biasa dijuluki dengan raja Najasy atau biasa disebut juga dengan Raja Negus. Beliau meninggal dunia di masa kenabian. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam mengimami para sahabat melaksanakan shalat ghaib untuknya.
Ummu Salamah, istri Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bercerita, “Saat kami sampai di negeri Habasyah kami disambut dengan sangat baik oleh Najasyi. Kami aman beragama dan beribadah kepada Allah. Kami tidak diganggu dan tidak mendengar sesuatu pun yang tidak kami suka, Ja’far bin Abu Thalib-lah yang berbicara kepadanya, ‘Paduka, kami dulu adalah kaum yang bodoh, ahli Jahiliyah. Kami menyembah patung, makan bangkai, melakukan perbuatan nista, memutus silaturahim, suka mengganggu tetangga, dan siapa yang kuat di antara kami, akan memakan yang lemah.
Begitulah keadaan kami sampai Allah mengutus kepada kami seorang Rasul.’ Najasyi bertanya, ‘Apakah kamu hapal sesuatu dari ajarannya?’ ‘Ya,’ jawab Ja’far. ‘Bacakan untukku!’ pinta Najasyi.
Maka Ja’far pun membaca beberapa ayat awal surat Maryam. Najasyi menangis. Demi Allah, jenggotnya sampai basah oleh air matanya. Uskup-uskupnya pun menangis saat mendengar bacaan Ja’far, sehingga air mata mereka membasahi lembaran-lembaran kitab yang mereka bawa.