Ibukota Filipina Manila menjadi saksi penting penandatanganan kesepakatan damai akhir antara pemerintah dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF ) pada hari Kamis (27/03) kemarin, untuk mengakhiri konflik bersenjata yang telah berlangsung lebih dari 1 dasawarsa terakhir di selatan Filipina.
Perjanjian tersebut ditandatangani langsung oleh Presiden Benigno Aquino dan Ketua MILF Murad Ibrahim, setelah kedua juru runding menyelesaikan tahap akhir dari upaya negosiasi antara kedua belah pihak.
Tercatat pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro telah melakukan pembicaraan damai selama lebih dari 17 tahun lamanya.
Dalam perjanjian tersebut Front Pembebasan Islam Moro bersedia meletakkan senjata, dan sebagai gantinya pemerintah akan memberikan otonom khusus di pulau Mindanao yang merupakan mayoritas warga Muslim di selatan Filipina.
Wakil ketua Front Pembebasan Islam Moro, Ghazali Jaafar, menyambut baik hal tersebut dan mengatakan “kami telah berjuang selama bertahun-tahun untuk mengakhiri kesulitan bangsa Moro (bangsa Muslim).”
Berdasarkan perjanjian tersebut MILF akan melucuti anggotanya yang diperkirakan berjumlah hampir sepuluh ribu secara bertahap, dan sebagai gantinya pemerintah akan memberikan Otonom khusus kepada pulau Mindanao untuk mendirikan pemerintahan dan parlemen serta pengumpulan pajak tersendiri kepada MILF pada tahun 2016 mendatang.
Sebanyak 150 ribu orang tewas dan ratusan ribu orang lain terluka selama kurun waktu 17 tahun terakhir. (Aljazeera/Ram)