eramuslim.com – Presiden Chile Gabriel Boric menghadiri acara penerangan pohon Natal yang diselenggarakan di Klub Palestina pada Selasa malam lalu. Pohon Natal tersebut memancarkan keindahan dengan 45.000 lampu yang dipasang sebagai bentuk penghormatan kepada para korban di Jalur Gaza.
Acara ini menegaskan dukungan kuat Boric terhadap hak-hak Palestina. Dalam acara tersebut, sejumlah tokoh penting turut hadir, termasuk menteri luar negeri sementara, Gloria de la Fuente; Menteri Pertahanan Nasional Maya Fernandez; Presiden Komunitas Palestina di Chile Maurice Khamis; dan Wali Kota Las Condes Catalina San Martin. Kegiatan ini berlangsung di komune Las Condes, Provinsi Santiago.
“Natal mengajak kita untuk memperbaharui komitmen terhadap nilai-nilai dasar solidaritas dan penghormatan terhadap martabat manusia di seluruh dunia. Kita tidak akan menjadi penonton pasif. Kita tidak pernah dan tidak akan menjadi penonton pasif di hadapan begitu banyak ketidakadilan dan penderitaan yang sengaja dialami oleh anak-anak, wanita, lansia, dan orang-orang tak bersalah dari segala usia,” ungkap Boric dalam pidatonya, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (20/12).
Boric juga menegaskan komitmennya terhadap hak asasi manusia serta mengutuk pelanggaran yang terjadi di Jalur Gaza, dengan menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai penjahat perang.
“Dalam pembelaan terhadap kemanusiaan, tidak ada tempat untuk setengah-setengah. Kita berada di sini hari ini untuk membela kemanusiaan. Kami sangat terkejut dan sakit hati atas apa yang terjadi di Gaza—dan bukan hanya di Gaza, tetapi juga di Tepi Barat,” tambah Boric.
“Seolah-olah kita harus memilih antara bentuk-bentuk kebiadaban, padahal kita tidak perlu memilih. Saya memilih kemanusiaan, dan apa yang dilakukan Benjamin Netanyahu adalah kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan.”
“Dari Chile, kami mengajak seluruh dunia untuk merenungkan penderitaan ini di saat tahun yang melambangkan kesatuan keluarga, kebersamaan, kegembiraan, dan refleksi. Kami mendesak komunitas internasional, khususnya negara-negara besar, untuk melangkah lebih jauh dari sekadar kata-kata dan mengambil tindakan konkret untuk mengakhiri pembantaian ini.”
Acara penerangan pohon Natal ini juga berhasil menyatukan komunitas lokal yang ikut menikmati suasana dengan alunan musik perayaan dan tarian tradisional. Dengan demikian, perayaan ini tidak hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga mempererat ikatan antarwarga dalam suasana kebersamaan.
Dukungan Kuat Untuk Palestina
Dalam rangkaian acara tersebut, Boric mencatatkan namanya di “Golden Book of the Palestinian Community Club”, serta menyampaikan pesan yang menekankan pentingnya perdamaian dan persatuan antara kedua bangsa. Sebagai bentuk penghargaan, Komunitas Palestina memberikan Boric sebuah pakaian bayi yang menampilkan peta Palestina untuk merayakan kelahiran anaknya.
Presiden Komunitas Palestina Chile, Maurice Khamis Massu, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Boric atas pernyataannya dan komitmennya yang kuat terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia.
“Sebagai komunitas, kami sangat menghargai Presiden Boric yang menerima undangan kami dan bergabung dengan kami dalam acara bermakna ini. Bersama-sama, kami menyalakan api yang melampaui batas-batas dan menyatukan kami dalam harapan bersama untuk masa depan yang lebih adil. Kami sangat berterima kasih atas dukungan tak tergoyahkan beliau untuk Palestina dan komunitas Palestina di Chile,” ungkapnya.
“Chile telah menunjukkan solidaritas ini sejak akhir Abad ke-19, ketika para imigran pertama dari Palestina tiba. Ikatan yang langgeng ini mencerminkan komitmen panjang negara ini dalam mendukung rakyat dan perjuangan kami.”
Diketahui bahwa Chile merupakan rumah bagi komunitas Palestina terbesar dan tertua di luar dunia Arab.
Tahun lalu, komunitas ini memutuskan untuk tidak menyalakan pohon Natal atau mengadakan kegiatan perayaan lainnya sebagai bentuk protes terhadap perang yang terjadi di Jalur Gaza. Sebagai alternatif, mereka menyelenggarakan acara nyala lilin untuk mengenang ribuan anak yang kehilangan nyawa akibat konflik di Jalur Gaza.
(Sumber: Merdeka)