eramuslim.com – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar tidak melupakan fakta bahwa berdirinya negara Israel berasal dari keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB tahun 1947 untuk mendirikan negara Arab (Palestina) dan negara Yahudi.
Macron menyampaikan peringatan ini dalam pertemuan tertutup di Istana Elysee, menyusul ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan komunitas internasional, sebagaimana dilaporkan Anadolu, Rabu (16/10/2024).
Peringatan Macron tersebut mengacu pada resolusi yang dikeluarkan oleh Majelis Umum PBB pada November 1947, yang memutuskan pemisahan wilayah Palestina menjadi dua negara, satu negara Yahudi dan satu negara Arab. Keputusan inilah yang menjadi fondasi bagi terbentuknya negara Israel.
Dalam pertemuan tersebut, Macron dengan tegas menyerukan agar Israel tidak mengabaikan keputusan-keputusan PBB di tengah situasi saat ini.
Mengingat serangan militer Israel yang terus berlanjut di Gaza dan Lebanon, seruan ini menjadi lebih mendesak.
Prancis sendiri kini mengambil sikap keras dengan menghentikan ekspor senjata ke Israel, khususnya senjata yang digunakan dalam konflik di wilayah tersebut.
Meskipun ada seruan internasional yang semakin keras untuk gencatan senjata, Israel tetap melanjutkan operasi militernya, baik di Gaza maupun di Lebanon selatan.
Di sisi lain, Prancis juga mengutuk serangan Israel yang menyasar pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
Netanyahu Remehkan Prancis, ‘Israel Dibentuk Lewat Perang Kemerdekaan’
Tidak lama setelah peringatan dari Macron, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan tanggapan.
Dalam pernyataan resminya, Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak didirikan semata-mata berdasarkan keputusan PBB, melainkan melalui apa yang disebut sebagai “Perang Kemerdekaan.”
“Sebagai pengingat untuk Presiden Prancis: Negara Israel tidak didirikan melalui keputusan PBB, melainkan melalui kemenangan yang diraih dalam Perang Kemerdekaan dengan pengorbanan darah para pejuang kami yang heroik, banyak di antara mereka adalah penyintas Holocaust, termasuk dari rezim Vichy di Prancis,” demikian bunyi pernyataan kantor Netanyahu, yang disebarluaskan melalui media sosial X.
Netanyahu juga berkilah, dalam beberapa dekade terakhir, PBB telah mengeluarkan ratusan keputusan yang ia anggap sebagai bentuk anti-Semitisme, yang tujuannya adalah untuk menolak hak keberadaan satu-satunya negara Yahudi serta upaya pertahanan diri Israel.
Penguatan narasi dari Macron yang mempertegas pentingnya peran PBB dalam proses terbentuknya Israel, serta respons keras dari Netanyahu yang mengangkat peran sejarah Perang Kemerdekaan Israel ini tampaknya membuat ketegangan antara Prancis dan Israel semakin meningkat di panggung internasional.
(Sumber: Kompas)