eramuslim.com – Seorang pakar politik sekaligus sejarawan kepresidenan yang sembilan kali benar memprediksi pemenang pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat mengungkap prediksinya mengenai pemenang pilpres AS 2024.
Allan Lichtman, sejarawan yang cuma sekali gagal memprediksi pemenang pilpres tahun 2000, mengatakan bahwa kontestasi kali ini kemungkinan besar akan dimenangkan oleh calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
“Harris akan menjadi presiden baru [Amerika Serikat] yang membuka jalan, presiden wanita pertama, dan presiden pertama yang berdarah campuran Afrika dan Asia,” kata Lichtman dalam wawancaranya dengan NDTV.
Dalam wawancara bersama CNN, Lichtman menjelaskan bahwa ada 13 poin kunci yang menjadi landasan prediksinya tersebut.
Ketiga belas poin itu antara lain mandat partai, kontestasi, jabatan, pihak ketiga, ekonomi jangka pendek, ekonomi jangka panjang, perubahan kebijakan, kerusuhan sosial, skandal, kegagalan militer/kebijakan luar negeri, keberhasilan militer/kebijakan luar negeri, kharisma petahana, serta kharisma penantang.
Lichtman mengecualikan jajak pendapat dalam penilaiannya ini. Menurut dia, hasil survei tak bisa dipercaya karena manusia cenderung dinamis.
“Mengapa saya yakin Harris akan menang? Karena perolehan suaranya tipis di jajak pendapat dan sistem saya mengabaikan jajak pendapat,” kata Lichtman.
“[Jajak pendapat tak bisa dipercaya karena orang bisa] berbohong, berubah pikiran, dan [para penyelenggara survei harus menebak siapa saja kemungkinan pemilihnya,” lanjutnya.
Meski telah memprediksi demikian, Lichtman mengamini bahwa perkiraannya juga bisa salah. Dia berujar jika prediksinya keliru, maka demokrasi AS benar-benar dalam bahaya.
“Jika saya salah, maka demokrasi kita akan berada dalam bahaya yang sangat serius. Demokrasi itu berharga. Tapi demokrasi dapat dihancurkan dan hampir selalu dihancurkan dari dalam. Dan sayangnya, tren abad ini adalah kemunduran demokrasi di seluruh dunia, dan saya khawatir mengenai negara kita,” ucap dia.
Amerika Serikat akan menggelar pemilihan presiden pada 5 November ini. Kontestasi ini diikuti oleh Wakil Presiden Kamala Harris dari Partai Demokrat dan mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik.
Sejumlah jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa ada persaingan ketat antara Harris dan Trump.
Lebih dari itu, di negara-negara bagian yang menjadi ‘medan pertempuran’, elektabilitas Harris dan Trump masih sulit diprediksi, meski saat ini Trump cenderung ‘menguasai’ negara-negara bagian tersebut.
(Sumber: Cnnindonesia)