Eramuslim.com – Protes di beberapa universitas di AS telah mereda beberapa hari terakhir setelah para petinggi kampus menyetujui beberapa tuntutan mahasiswa pro-Palestina.
Termasuk untuk meninjau kembali investasi mereka yang berkaitan dengan negara palsu ‘Israel’.
Perjanjian di universitas-universitas tersebut, termasuk di Brown, Northwestern, dan Rutgers, dicapai di tengah kekacauan yang terjadi di kampus lain; di mana lebih dari 2.400 orang telah ditangkap sejak 17 April, menurut penghitungan AP.
Gelombang protes mahasiswa, yang terbesar sejak Perang Vietnam, menyoroti perguruan-perguruan tinggi di AS dan bagaimana dana abadi mereka yang bernilai miliaran dolar diinvestasikan.
Apa itu Dana Abadi Universitas?
Dana abadi adalah sejumlah uang yang digunakan universitas untuk investasi dalam jumlah besar guna memberikan stabilitas keuangan.
Idenya adalah bahwa jumlah pokok dana akan dipertahankan seterusnya, sedangkan “keuntungan” hasil investasi akan memberikan pendapatan tetap.
Besaran dana abadi beberapa kampus AS sangat mengejutkan. Universitas Harvard memiliki dana abadi hampir $50 miliar (sekira 800 triliun rupiah).
Sebagai pembanding, keseluruhan produk domestik bruto Yordania adalah sekira $49 miliar.
Apa Hubungan Dana Abadi Universitas dengan ‘Israel’?
Investasi dana abadi universitas bersifat kompleks, sering kali tersebar ke sejumlah perusahaan, termasuk beberapa perusahaan yang terkait dengan industri dirgantara dan pertahanan.
Para mahasiswa di AS menuntut agar kampus mereka menarik kembali dana mereka dari manajer investasi yang mendapat keuntungan dari perang.
Terlebih yang mendukung perusahaan produsen drone maupun teknologi pengawasan yang digunakan di ‘Israel’.
Sayangnya, universitas tidak memublikasikan seluruh investasinya, dan uang akan sulit dilacak setelah dana tersebut disalurkan ke manajer investasi yang ditunjuk oleh perguruan tinggi.
Apakah Divestasi oleh Universitas Pernah Terjadi Sebelumnya?
Kampanye untuk menekan universitas agar melakukan divestasi karena alasan politik maupun etika sudah mengemuka sejak beberapa dekade yang lalu.
Setidaknya pada tahun 1970-an ketika para mahasiswa menuntut agar perguruan tinggi menarik diri dari investasi yang menguntungkan Afrika Selatan di bawah pemerintahan apartheid.
Pada abad ini, banyak universitas melarang investasi pada hal-hal seperti alkohol, tembakau, dan perjudian, menurut laporan dari National Association of College and University Business Officers and Commonfund.
Banyak dana abadi yang kini memasukkan beberapa kriteria lingkungan dan sosial ke dalam portofolionya, yang memperluas faktor-faktor pertimbangan investasi; tak hanya sebatas keuntungan dan kerugian nominal semata. (The National News/Sahabat Al-Aqsha)