Persatuan Ulama Muslim Dunia menggambarkan blokade yang diberlakukan di kamp Yarmouk, Kamp untuk pengungsi Palestina di Damaskus sejak enam bulan lalu sebagai kejahatan besar terhadap kemanusiaan, dan menyeru kepada pemerintah dan organisasi kemanusiaan dan setiap orang yang masih memiliki hati nurani, baik di negara Arab Islam maupun negara lainnya di dunia, untuk segera berinisiatif menghentikan blokade tersebut.
Persatuan Ulama mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari minggu malam, “Presiden rezim Suriah Bashar Assad bertanggung jawab penuh atas nasib para pengungsi di Kamp Yarmuk.’
Ia menambahkan,” kondisi terburuk di kamp adalah kematian akibat kelaparan, setelah para pengungsi terpaksa memakan rumput dan daun pepohonan, sesuatu yang tidak mungkin bisa diterima, bagi mereka yang dihatinya masih memiliki Iman atau rasa kamanusiaan dan kasih sayang.”
Persatuan Ulama menghimbau kepada semua pemerintahan dan organisasi kemanusiaan untuk mengirim bantuan berupa makanan, obat-obatan, untuk mengangkat blokade tersebut.
Ia menyatakan, “semua orang dapat bepartisipasi dalam menyelematkan nyawa warga Palestina yang tidak berdosa ini, mereka hanya terpaksa datang ke negara arab ini, untuk mencari keselamatan akibat penjajahan Zionis yang telah mengusir mereka di wilayah pendudukan.”
Kelompok kerja untuk Warga palestina di Suriah mengatakan,”sekitar 36 pengungsi Palestina telah meninggak akibat kelaparan karena blokade oleh pasukan rezim Suriah dan kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan rezim, hal tersebut telah berlangsung selama lebih dari 170 hari.
Dalam beberapa siaran Pers kelompok ini manyatakan sekitar 20 ribu pengungsi palestina terjebak di dalam kamp dan menderita kelaparan dan obat-obatan.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa badan Bantuan dan amal untuk pengungsi Palestina, PBB (UNRWA) tidak lagi mampu memberikan bantuan ke kamp sejak September tahun lalu. (hr/im)