“Kita harus meningkatkan solidaritas dan melalui ini bersama-sama,” cetus Xi dalam pidatonya.
“Kita harus mengikuti panduan sains, memberikan peran penuh kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memimpin dan meluncurkan respons internasional … Setiap upaya untuk mempolitisasi isu, atau stigmatisasi, harus ditolak,” tegasnya.
Lebih lanjut Xi menyerukan para pemimpin dunia untuk merangkul ‘konsep keluarga besar… dan menghindari jatuh ke dalam perangkap benturan peradaban’.
AS dan China diketahui terlibat perang argumen dalam sejumlah isu, mulai dari asal-usul virus Corona, masalah perdagangan dan dominasi teknologi, isu keamanan dan perairan sengketa. Sebelumnya AS mengkritik China atas ambisinya menguasai perairan strategis Laut China Selatan dan upaya menghancurkan gerakan demokrasi di Hong Kong dan Taiwan.
Namun Xi meyakinkan para pemimpin dunia bahwa negaranya tidak punya keinginan untuk memiliki ‘hegemoni, ekspansi atau lingkup pengaruh’. Dia bahkan menegaskan China tidak berniat memicu ‘perang’ dengan negara manapun.
“China tidak berniat untuk memasuki Perang Dingin dengan negara manapun,” tegas Xi. “Kami menuntut dialog untuk menjembatani perbedaan dan perundingan dalam menyelesaikan perselisihan,” imbuhnya.
Xi kemudian melontarkan sindiran pada kebijakan ‘America First’ yang dicetuskan Trump.
“Tidak ada negara yang memiliki hak untuk mendominasi urusan global, mengendalikan nasib negara lain, atau meraup keuntungan dalam pembangunan untuk dirinya sendiri. Terlebih lagi, boleh melakukan apapun yang disukainya dan menjadi hegemon (pemegang hegemoni), bully atau bos dunia. Unilateralisme adalah jalan buntu,” tandasnya.(dtk)