Pentagon Tempatkan Arsenal Persenjataan Berat di Eropa Timur dan Baltik, Rusia Lakukan Langkah Serupa

Saudis parade nuclear missiles for first time: VideoEramuslim.com – Washington berencana mendirikan stasiun persenjataan berat di setiap negara sekutu NATO di Eropa Timur yang berbatasan dengan Rusia.

AS khawatir Rusia akan menduduki negara-negara Eropa Timur yang pernah tunduk kepada Kremlin, sama seperti yang dilakukan terhadap Ukraina.

Inilah langkah paling agresif AS sejak berakhirnya Perang Dingin, dan Moskwa akan membalasnya dengan aksi yang sama, ujar pejabat Kemhan Rusia, Senin (15/6), tulis Reuters dan dikutip Sydney Morning Herald,, Selasa (16/6).

Polandia dan negara-negara Baltik,kabarnya agak frustasi karena negara-negara anggota NATO belum mengambil langkah-langkah lebih tegas untuk mencegah Rusia bertindak. Kini mereka menyambut baik keputusan Washington mendirikan stasiun persenjataan berat.

Di sisi lain, sebagian negara-negara Eropa Timur kekhawatir bakal terjebak dalam perlombaan senjata baru antara Rusia dan AS.

“Rusia tak punya pilihan lainkecualimembangun kekuatan dan sumber daya pentingnya di garisdepan strategis Barat,” kata kantor berita Interfax mengutip pernyataan pejabat Kemhan Rusia Jenderal Yuri Yakubov

Jenderal Yakubov juga mengingatkan, respons Rusia kemungkinan meliputi percepatan penyebaran rudal Iskander ke Kaliningrad, sebuah enklave Rusia yang berbatasan dengan Polandia dan Lithuania, dengan melapis pasukan Rusia di Belarus, bekas negara boneka Sovyet .

“Kami benar-benar bebas nenentukan langkah demi untuk memperkuat perbatasan barat Rusia,” tambah Jenderal Yakubov.

Kemlu Rusia mengatakan, “kami berharap justru ingin mencegah konfrontasi militer baru yang memiliki konsekuensi sangat berbahaya.”

Pentagon, pada Senin mengatakan, AS kini dalam proses memutuskan apakah akan menyimpan peralatan militer di Eropa demi memfasilitasi rotasi latihan gabungan dengan negara-negara sekutu NATO.

“Ini murni agar persenjataan berat murni untuk lebih memudahkan kemampuan kita melakukan latihan gabungan,” kata juru bicara Pentagon Kolonel (US Army) Steve Warren.(rz)