Eramuslim – Selasa (20/01) milisi Syiah Houthi akhirnya berhasil mengkudeta pemerintahan resmi Yaman, setelah satu hari sebelumnya mengepung istana kepresidenan Abed Rabbo Mansour Hadi dan terlibat benterokan sengit dengan pasukan pengawal presiden.
Dalam pidato kemenangan pemimpin Syiah Houthi, Abdul Malik al Houthi, pada Selasa malam yang disiarkan langsung stasiun televisi March mengatakan, “Presiden Abed Rabbo tidak serius untuk memberantas korupsi dan melaksanakan perjanjian damai yang telah disepakati sejak akhir tahun 2014 lalu. Dia adalah orang yang bertanggung jawab membawa negara menuju situasi ini.”
Abdul Malik al Houthi melanjutkan “ada konspirasi yang dipimpin oleh para petinggi negara ini yang menargetkan Yaman dan rakyatnya menuju kejatuhan politik, ekonomi, dan keamanan.”
Abdul Malik menambahkan “sekarang yang diperlukan adalah mengerahkan upaya bersama menuju kesepakatan damai yang adil dan merata serta diakui oleh seluruh pihak dan kelompok, dan diakui oleh regional dan internasional.”
Orang no 1 di kelompok Syiah Houthi ini menuding Presiden Abed Rabbo melindungi korupsi yang menjadi salah satu tuntutan reformasi yang sebelumnya di ajukan kelompok Houthi Yaman.
Kudeta berakhir pasca milisi bersenjata berhasil menguasai istana kepresidenan dan berhasil menjarah gudang senjata yang berada di dalam komplek istana, 2 orang pasukan pengawal presiden dilaporkn tewas dalam benterokan tersebut.
Sebelumnya pada 21 September 2014 lalu milisi Syiah berhasil merebut ibukota Sana’a, dalam protes bersenjata menutut mundurnya pemerintahan Abed Rabbo Mansour Hadi dan turunnya harga bbm, yang berakhir dengan kesepakatan damai antara pemerintah dengan kelompok Syiah Houthi yang diprakarsai oleh PBB. (Rassd/Ram)
Artikel ini bekerjasama dengan eramuslim digest :
Resensi Buku : Jejak Berdarah Yahudi Sepanjang Sejarah , Eramuslim Digest