Pemimpin koalisi pasukan pejuang Suriah mengatakan “tidak ada solusi bagi krisis Suriah kecuali mundurnya Presiden Bashar al Assad dan 52 orang di sekelilingnya yang memberikan perintah untuk membantai warga sipil, serta menyeret mereka di depan pengadilan yang setimpal.”
Ia menambahkan “Bahsar tidak mengerti kecuali bahasa kekuatan dan militer, kami berjanji akan mencabut rezim Bashar sampai ke akar-akarnya.” Selain itu ia juga mengancam bahwa Assad tidak akan dapat keluar hidup-hidup dan akan bernasib serupa dengan diktator asal Libya Muammar Gaddafi.
Dalam keterangan persnya kepada salah satu media yang berbasis di Paris, Pemimpin koalisi Revolusioner mengatakan “ada 4 skenario untuk segera mengatasi krisis berkepanjangan di Suriah.”
Pertama adalah rekonsiliasi nasional antara pemerintah dengan gerakan revolusioner Suriah, dimana tangan-tangan yang bertanggung jawab atas perang di Suriah tidak ikut dalam proses pemindahan kekuasaan, namum skenario ini masih dalam proses pembahasan internal.
Dalam skenario ini pemerintahan baru akan mengusir seluruh faksi pejuang asing yang berada di kedua belah pihak dan ikut berperang di Suriah, skenario ini dapat mencegah kerusakan yang lebih parah akibat perang saudara berkepanjangan.
Skenario kedua meliputi pembangunan komando militer pusat untuk melakukan kudeta militer terhadap Assad, yang meliputi seluruh pemimpin militer dari tentara Suriah yang tidak mencemarkan tangan mereka dalam pembantaian warga sipil dan pasukan koalisi Revolusioner.
Skenario ini akan mencegah banyak kerusakan dan darah yang akan tumpah dan dapat mempertahankan persatuan nasional dan keutuhan wilayah Suriah.
Skenario ketiga meliputi intervensi militer internasional dari Dewan Keamanan PBB untuk menggulingkan Assad dan mengambil alih gudang senjata kimia dan biologi milik tentara Suriah, serta membentuk pemerintahan sementara.
Akan tetapi menurutnya skenario ini dapat menyebabkan perang yang lebih berkepanjangan antara Syiah Alawiyah yang menjadi basis pendukung utama Bashar Al Assad dengan pemerintah baru nantinya.
Skenario keempat dan terakhir adalah terus membiarkan Suriah seperti sekarang ini dan menunggu salah satu pihak yang bertikai kalah, dimana seluruh kekuatan asing juga turut melakukan intervensi dalam perang di Suriah.
Menurutnya skenario ini dapat menyebabkan gangguan stabilitas keamanan yang serius di wilayah Timur Tengah dan Eropa serta Amerika Serikat pada umumnya, dan menyeret negara tetangga ikut dalam konflik berkepanjangan yang dapat menyebabkan pasokan gas dan minyak dunia dapat terganggu secara global.
Perlu dicatat bahwa Suriah berada di posisi strategis yang terletak di kawasan Timur Tengah dan dekat dengan Eropa, terlebih Amerika Serikat memiliki banyak kepentingan di wilayah Arab Teluk yang dapat terganggu jika krisis di Suriah terus berlanjut.(Akhbarak/Ram)