Kepala Misi Organisasi Pelarangan Senjata Kimia PBB, Sigrid Kaag, dalam konferensi pers di ibukota Damaskus hari Minggu (27/04) kemarin menyatakan bahwa pihaknya akan segera membentuk tim pencari fakta untuk menyelidiki laporan serangan gas klorin di sejumlah wilayah Suriah.
Sejarah mencatat bahwa gas beracun Klorin digunakan pertama kalinya dalam Perang Dunia Pertama. Gas ini berwarna hijau kekuningan dan memiliki bau khas seperti pemutih dengan kepadatan lebih besar dari udara, gas ini cenderung melayang dekat dengan permukaan tanah.
Orang yang menghirup dan terpapar gas ini akan mengalami sesak nafas akut dan iritasi parah pada bagian mata. Hingga kini belum ada penawar bagi gas beracun ini, sehingga pertolongan medis dengan cepat menjadi kuncinya.
Pemerintah Suriah telah berjanji akan menyerahkan dan menghancurkan gudang senjata kimianya pada akhir pekan ini. Tercatat pemerintah Damaskus masih menyimpan 7,5% bahan kimia dalam beberapa gudang mereka.
Perlu diketahui bahwa jangka waktu Organisasi Pelarangan Senjata Kimia PBB di Suriah akan berakhir pada 30 Juni mendatang. (Rassd/Ram)