Sekretaris Jenderal Polisi Amr Ma’ruf dan Nahyi Munkar, Abdul Latif Al Sheikh, mengakui bahwa masih terdapat beberapa anggota kepolisian ekstrimis di dalam institusi yang dipimpinnya dan berjanji akan segera mencopotnya.
Abdullatif Al Sheikh mengatakan kepada surat kabar Okaz Saudi, “saya kini sedang berusaha untuk menyingkirkan orang-orang yang disebut sebagai ‘para pendukung pemberontakan’ dalam tubuh kepolisian Amr Ma’ruf dan Nahyi Munkar.”
Pihak berwenang Saudi menuduh banyak petugas kepolisian Amr Ma’ruf dan Nahyi Munkar banyak menyalahgunakan otoritas wewenang mereka. Tercatat pada tahun 2002, 14 anak perempuan tewas dalam insiden kebakaran yang terjadi di salah satu sekolah di Mekah setelah tuduhan bahwa anggota polisi agama mencegah orang memasuki sekolah tersebut untuk diselamatkan.
Komentar Al Sheikh datang setelah dekrit kerajaan pada hari Senin (03/02) yang memberlakukan hukuman sampai 20 tahun bagi para pejuang yang ikut berjihad di luar negeri.”
Kementerian Dalam Negeri Saudi mencatat bahwa ada sekitar 1.200 warga Saudi melakukan perjalanan ke Suriah untuk melawan pasukan rezim Al Assad sejak bulan Maret 2011 lalu.
Menurut sejumlah pengamat, kelompok bersenjata ini diyakini didukung oleh pemerintah Arab Saudi dengan uang dan senjata. Akan tetapi pemerintah Saudi khawatir ketika para pejuang asal Saudi tersebut akan membuat kekacauan ketika kembali ke tanah air, seperti yang terjadi di Afghanistan dan Bosnia pada tahun delapan puluhan dan sembilan puluhan. (Bbcarabic/Ram)