Dr. ‘Aid al-Qarni mengkritik keras apa yang telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Mesir yang membakar buku-buku islam (kitab turats islami) yang ada di sekolah-sekolah daerah Giza.
Al-Qarni mengatakan, dalam tweet di akun (Twitter): “orang-orang liberal di Mesir adalah para pendukung kebebasan seperti yang mereka nyatakan, mereka telah membakar buku-buku Islam di halaman sekolah termasuk di dalamnya terdapat kitab mantan Sheikh Al-Azhar, dan itu persis seperti yang telah dilakukan bangsa Tatar di zaman dulu!”.
Dr Buthaina Abdullah, Direktur Direktorat Pendidikan di Giza, telah memimpin kampanye untuk membakar buku Islam yang merupakan turats Islami di Giza, hal ini memicu reaksi kemarahan di kalangan masyarakat dan aktivis dari situs jejaring sosial, setelah penyebaran gambar pada situs web dan halaman di internet.
Dan dalam gambar yang tersebar di situs jejaring sosial, Direktur Departemen Pendidikan Gizabersama dengan direktur sekolah “fadl hadisah” di Giza,mengumpulkan buku-buku Islam di halaman sekolah kemudian mereka membakar semuanya, dengan alasan bahwa buku-buku tersebut mendorong kekerasan dan terorisme.
Tentu tindakan tersebut menuai protes dan kemarahan masyarakat. Komentar ramai bermunculan di jejaring sosial, salah satu komentar menyebutkan “gambar ini mirip dengan apa yang telah di lakukan bangsa tatar saat melakukan inkuisisi di abad pertengahan di Eropa”….yang lainnya mengatakan “pembakaran buku hanyalan simbol kebodohan dan kegagalan, dan saya tantang untuk menyebutkan kandungan buku tersebut (mana yang mengajarkan terorisme dan kekerasan), lalu apa beda mereka dengan pendeta Amerika yang membakar salinan al-Qur’an dan membakar kitab khazanah islami?”
Dan beberapa buku yang telah dibakar, seperti yang ditunjukkan dalam foto: peran dan status perempuan dalam peradaban Islam, peradaban islam, dan konsep pendidikan bagi pemuda. (Hr/islammemo)