Pembakar Al-Qur’an, Rasmus Paludan Ternyata Orang Cabul!

eramuslim.com – Politikus sayap kanan yang membakar Al Quran di Swedia dan Denmark Rasmus Paludan ternyata bukan orang baik-baik. Terungkap Paludan gemar membahas soal seks dan menceritakan hal-hal cabul ke anak di bawah umur.

Obrolan itu terjadi di platform media sosial Discord pada Agustus 2021.

Dalam platform tersebut Paludan menceritakan guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki di depan kelas di hadapan pengguna lain yang merupakan anak di bawah umur.

“Dia menangis karena dia belum pernah menangis terhadap kekerasan pertama,” kata Paludan, seperti dikutip TRT World, Rabu (2/2).

Pengguna lain memberikan informasi kepada Paludan bahwa pendengar dalam platform itu berusia sekitar 13 hingga 17 tahun.

Di Swedia, seseorang bisa memberikan persetujuannya saat ia berusia 15 tahun. Artinya, mereka tak perlu lagi meminta izin ke orang tua.

Di platfrom itu, Paludan terus melakukan percakapan seksual dengan anak 13-14 tahun.

Salah satu percakapan yang mengejutkan terjadi pada 11 Agustus 2021.

Ketika itu, dia dan pengguna Discord lain, termasuk anak di bawah umur sebut saja Pengguna 1, terlibat percakapan seksual.

Paludan bercerita, Pengguna 1 melakukan aktivitas seksual dengan seorang anak laki-laki di belakang toko kelontong Netto.

Menanggapi cerita eksplisit Paludan, pengguna lain bertanya kepada Pengguna 1.

“Apakah Anda bekerja di Netto, atau apa? Berapa umur Anda?” tanya pengguna lain.

“Saya tidak bekerja di Netto, saya berusia 14 tahun,” kata #Pengguna 1.

Kemudian pada 14 Agustus 2021, ia kembali menceritakan hal cabul kepada anak di bawah umur.

Paludan memberi tahu dirinya “telanjang” saat berjalan di sekitar dapur.

Selain itu, Paludan berbicara soal Islam kepada anak laki-laki sebagai upaya ‘mendidik.’

Paludan menjelaskan kepada mereka mengapa tidak “menyukai agama itu”.

Politikus sayap kanan itu tak menghadapi tuntutan hukum atas obrolan seksual tersebut.

Ia mulai menggunakan Discord usai YouTube menghapus akun dia pada Februari 2020.

Paludan menjadi sorotan usai membakar Al Quran di depan Kedutaan Besar di Stockholm dan di Copenhagen, Denmark.

Banyak pihak yang murka dan mengecam aksinya. Hungaria sampai-sampai jengkel ke Swedia karena Stockholm seolah membiarkan aksi itu berlangsung. (Sumber: CNNIndonesia)