PBB: Setengah Populasi Dunia Akan Hidup di Bawah Garis Kemiskinan Karena Covid-19

Eramuslim – Pandemik Covid-19 bukan hanya memicu masalah kesehatan namun juga ekonomi yang berimbas ke berbagai sektor lainnya. Alhasil, pengangguran, angka kemiskinan, hingga angka kelaparan membengkak.

Tim peneliti dari United Nations University (UNU) atau Universitas PBB mengungkapkan, dampak pandemik Covid-19 bisa membuat 395 juta orang masuk dalam jurang kemiskinan ekstrem. Di mana mereka hanya hidup dengan kurang dari 1,90 dolar AS atau Rp 27.017 (Rp 14.219/dolar AS) per harinya.

Dengan begitu, totalnya akan ada sekitar 1,12 miliar orang di seluruh dunia yang berada di bawah garis kemiskinan Bank Dunia.

 

Itu adalah skenario yang terbaik yang dilakukan oleh tim UNU. Dalam laporan yang dirilis oleh UNU-WIDER pada Jumat (12/6), ada skenario yang lebih buruk.

Di bawah skenario terburuk, jika ambang batas kemiskinan diterapkan di angka 5,50 dolar AS atau Rp 78.207 di antara negara-negara berpenghasilan menengah ke atas, maka akan ada lebih dari 3,7 miliar orang yang berada di bawah garis kemiskinan.

Artinya lebih dari setengah populasi di dunia miskin. Populasi di dunia sendiri saat ini mencapai 7,6 miliar orang.

Dalam skenario terburuk, pandemik Covid-19 dianggap telah memicu kontraksi 20 persen dalam pendapatan atau konsumsi per kapita.