Informasi demografi, medis, dan klinis dikumpulkan dengan penekanan pada gejala dan tanda yang terkait dengan Covid-19. Gejala tersebut meliputi batuk, kelelahan, diare, sakit kepala, gangguan penciuman, kehilangan nafsu makan, sakit tenggorokan, dan rhinitis.
Temuan menunjukkan bahwa 16,7 persen pasien dinyatakan positif lagi. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pasien dengan hasil tes positif dan negatif dalam hal usia atau jenis kelamin.
Penelitian itu juga menemukan, tidak ada pasien yang demam. Semua melaporkan adanya perbaikan dalam kondisi klinis mereka secara keseluruhan.
Lalu, beberapa faktor seperti waktu sejak timbulnya penyakit, jumlah hari dirawat di rumah sakit, dan perawatan yang diterima selama dirawat di rumah sakit, tidak mempengaruhi secara signifikan. Hanya saja, ada dua gejala yang lebih tinggi dan secara signifikan lazim pada pasien dengan tes positif. Dua gejala itu adalah sakit tenggorokan dan gejala rhinitis.
“Temuan kami menunjukkan bahwa tingkat yang patut dicatat dari pasien yang sembuh dengan Covid-19 masih bisa menjadi pembawa virus tanpa gejala,” kata Landi.
Sebuah studi pada 1.162 orang di Italia yang telah pulih dari infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) juga menunjukkan bahwa ada kemungkinan penyintas masih dapat membawa virus sekitar satu bulan setelah gejala penyakit muncul. Penelitian yang diterbitkan dalam BMJ Open itu difokuskan pada berapa lama penyebaran virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) berdasarkan data populasi.
Menurut peneliti, jika pembersihan virus hanya dicapai setelah 30 hari dan bahkan lebih lama itu mungkin berarti bahwa orang harus mengisolasi diri mereka sendiri lebih lama daripada yang ditentukan oleh kebijakan umum setelah gejala hilang. Untuk menghindari timbulnya kasus sekunder, periode isolasi disarankan harus lebih lama atau lebih dari 30 hari sejak timbulnya gejala atau setidaknya satu tes lanjutan harus dilakukan sebelum menghentikan isolasi. (rol)