Pasca Di Invasi Amerika Serikat, Ladang Opium Tumbuh Subur Di Afganistan

AFGHANISTAN-UNREST-DRUGSKementerian Obat Terlarang Afganistan membutuhkan tambahan biaya di tahun 2014, untuk memerangi peredaran opium akibat semakin meningkatnya produksi opium selama tahun 2013 kemarin.

Menteri  Obat Terlarang Muhammad Mubarez Rashidi mengatakan dalam keterangan pers, “negaranya membutuhkan tambahan bantuan keuangan untuk memerangi narkoba akibat bertambanya produksi opium tahun 2013 lalu, dan ditariknya pasukan asing dari seluruh wilayah Afganistan akhir tahun 2014 ini.”

Pasca penyerangan yang dilakukan militer Amerika Serikat, tercatat Afghanistan menjadi produsen opium dan heroin terbesar di dunia setelah sebelumnya pada masa pemerintahan Taliban hal tersebut tidak terjadi.

Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya mencegah petani Afghanistan untuk melakukan budidaya opium selama lebih dari 10 tahun terakhir, akan tetapi budidaya opium di tahun 2013 kemarin meningkat mencapai 516.000 hektar lahan. Jumlah ini meningkat 36 persen dibandingkan tahun 2012.

Menteri Obat Terlarang Afghanistan mengatakan kepada Reuters setelah melakukan pembicaraan dengan para pejabat senior PBB anti narkotika “pemerintah butuh dana untuk meyakinkan petani Afghanistan agar tidak menanam tumbuhan penghasil opium. Kita perlu memberi petani sumber pendapatan lain.”

Ia memperkirakan bahwa selama 12 tahun perang melawan narkoba, sebanyak tujuh miliar dolar telah dihabiskan pemerintah Afgan untuk kampanye tersebut. (Skynewsarabia/Ram)