Para Ulama Paksa Pembatalan Konser Pembuka Gay Pride di Lebanon

Eramuslim – Sebuah konser musik yang menjadi pembuka acara gay pride week di Beirut, Lebanon, dibatalkan setelah mendapat tekanan dari institusi keagamaan setempat.

Seperti dilansir AFP, Jumat (27/9/2019), anggota komunitas LGBT di Lebanon menikmati kebebasan lebih besar dibandingkan negara-negara Timur Tengah lainnya. Namun hak-hak mereka tidak diakui dan mereka kerap menghadapi pelecehan.

Acara gay pride pertama digelar di Beirut tahun 2017 lalu, namun saat itu hanya diwarnai oleh konferensi dan workshop. Untuk tahun ini, acara gay pride diwarnai dengan konser musik yang digelar di lokasi terbaik di Beirut.

“Institut keagamaan menyerukan pembatalan konser, mengaitkannya dengan dukungan untuk pernikahan sejenis dan menghubungkannya dengan kebejatan dan pelanggaran susila,” demikian pernyataan pihak Beirut Pride.

Pihak penyelenggara acara tersebut menyatakan keseluruhan jadwal acara ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Disebutkan oleh pihak Beirut Pride bahwa pengelola teater yang akan menjadi lokasi acara pembukaan telah menerima ancaman anonim.

Dalam pernyataan terpisah, mantan Mufti Besar Lebanon — pejabat keagamaan terkemuka — mendorong otoritas setempat menghentikan acara tersebut.

Tahun lalu, acara serupa ditangguhkan setelah salah satu penyelenggara sempat ditangkap otoritas setempat.

Pada Juli lalu, salah satu konser musik dalam rangkaian festival musik Lebanon dibatalkan, setelah diketahui salah satu anggota band terkenal yang akan tampil secara terbuka menyatakan diri sebagai gay. Namun saat itu otoritas setempat menyebut konser dibatalkan karena lagu-lagu band itu dianggap ofensif bagi warga Kristen. (dtk)