Eramuslim.com – Ahed Tamimi, gadis Palestina yang dikenal dengan keberaniannya menampar tentara Zionis-Israel di depan rumahnya, hari ini kembali menjalani sidang. Dia dituntut atas berbagai macam dakwaan, termasuk penyerangan, penghasutan, dan pelemparan batu.
Tamimi yang baru saja berulang tahun ke-17 di penjara menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan Zionis-Israel di tanah Palestina.
Hakim memerintahkan sidang hari ini bersifat tertutup dan menolak kehadiran sejumlah wartawan yang berkumpul di pangkalan militer Ofer, tempat sidang dilangsungkan. Pengacara Tamimi sebelumnya sudah meminta sidang digelar terbuka.
“Mereka paham orang-orang di luar pengadilan militer ini tertarik dengan kasus Ahed, mereka paham hak asasi Ahed sedang dilanggar dan persidangan ini seharusnya tidak pernah terjadi,” kata pengacara Tamimi, Gaby Laski kepada wartawan.
Laman the Guardian melaporkan, Selasa (13/2), Tamimi ditangkap lantaran dia memprotes tindakan tentara penjajah Zionis-Israel yang membuat sepupunya luka serius di bagian wajah karena ditembak peluru karet ketika terjadi demonstrasi berujung pelemparan batu.
Menurut pengadilan Israel, Tamimi bisa dihukum bertahun-tahun di penjara, termasuk karena dia didakwa melakukan perlawanan pada 2016.
Ayah Tamimi, Bassem, mengatakan, dalam sidang putrinya ini dia tidak berharap banyak karena ini adalah pengadilan militer dan bagian dari pasukan penjajahan Zionis-Israel atas bangsa Palestina.
Sejumlah pengamat menilai kasus ini hanya memperlihatkan kebrutalan Zionis-Israel selama setengah abad menjajah wilayah Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.
Tamimi berasal dari Desa Nabi Saleh yang saban akhir pekan ratusan warga menggelar unjuk rasa memprotes pendudukan Zionis-Israel. Dan demo itu biasanya berujung dengan pelemparan batu.
Sejak usianya masih 12 tahun Tamimi sudah memprotes perlakuan tentara Zionis dan menjadi sorotan dunia internasional. Kelompok pembela hak asasi meminta penjajah Zionis-Israel membebaskan Tamimi segera.
“Sebagai seorang gadis tak bersenjata, keberadaan Ahed tidak mengancam keselamatan dua tentara Israel yang mengenakan pakaian tempur lengkap dan bersenjata,” kata Magdalena Mughrabi, wakil direktur Amnesty International untuk Timut Tengah dan Afrika.(kl/md)