Eramuslim – Menteri Pertahanan “Israel” Gilad Erdan mengumumkan pembentukan pasukan polisi khusus beranggotakan 200 orang yang akan dikerahkan berjaga di kompleks Masjid Al-Aqsha, seperti dilansir The Jerusalem Post.
“The Temple Mount Unit akan dilengkapi dengan teknologi canggih dan akan mengumpulkan informasi intelejen untuk ‘melindungi’ pengunjung situs suci,” ujar Menhan Gilad Erdan seperti dikutip The Jerusalem Post.
Menhan Gilad Erdan menjelaskan bahwa “The Temple Mount Unit” akan mencakup sekitar 200 polisi, dimana 100 orang akan direkrut secara khusus tahun depan.
Politisi Partai Likud ini menerangkan bahwa pembentukan The Temple Mount Unit hasil dari kesimpulan atas baku tembak di kompleks Masjid pada Juni lalu di mana dua polisi “Israel” tewas. Tiga warga Palestina juga tewas dalam baku tembak tersebut, lansir Daily Sabah, Rabu (1/11).
Zionis Israel menduduki kota Al Quds di mana Al-Aqsha terletak, selama Perang Arab-“Israel” pada tahun 1967. Dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional, Tel Aviv mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, dan mengklaimnya sebagai ibukota abadi negara Yahudi.
Sebelumnya, ketegangan juga sempat terjadi di Masjid Al Aqsha setelah pemerintah Israel ngotot memasang detektor logam dan kamera pengawas di pintu gerbang kompleks, namun akhirnya dibongkar kembali. Protes dan kerusuhan meletus pada hari-hari setelah pihak keamanan Yahudi memasang detektor logam, yang disusul dengan bentrokan di Kota Tua Yerusalem, Tepi Barat yang diduduki dan di Jalur Gaza.
Tujuh warga Palestina terbunuh akibat bentrokan tersebut, di samping puluhan orang lainnya yang terluka. Tiga orang “Israel” juga tewas dalam sebuah serangan di pemukiman ilegal di Tepi Barat. (Ar/Ram)