Pemerintah Yordania, Palestina dan Israel akhirnya menandatangani kesepakatan Terusan Bahrain yang berisi perjanjian pemompaan air di laut merah sampai ke laut mati di Israel, pada Senin (09/12) di markas Bank Dunia, Washington DC.
Perjanjian ini ditandatangani langsung oleh Menteri Kerjasama Regional Israel, Silvan Shalom , Menteri Energi Palestina, Syaddad Attaili, dan Menteri Energi Yordania Hazem Nasser.
Dalam kesepakatan tersebut, ketiga negara nantinya akan membangun empat pipa jalur air antara Terusan Bahrain sepanjang 180 km, yang akan memompa sekitar 100 juta meter kubik air per tahun dari Laut Merah ke Laut Mati.
Para ahli telah memperkirakan Laut Mati akan mengalami kekeringan total pada tahun 2050 mendatang, jika tidak ada upaya untuk mendistribusikan air ke Laut Mati akibat debit air yang terus berkurang.
Selain itu ketiga negara juga bersepakat untuk mendirikan pabrik desalinasi air di kota Aqaba, Yordani , yang nantinya akan di distribusikan ketiga negara.
Kepala biro Aljazeera di Ramallah, Walid al – Omari, mengatakan “proyek ini diperkirakan menelan biaya antara 250 sampai 400 juta dolar Amerika dan akan selesai dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
Walid menambahkan “pakar lingkungan Yordania menilai bahwa memompa air hingga 150 juta meter kubik dari Laut Mati setiap tahunnya tidak akan mempengaruhi keseimbangan lingkungan, kecuali lebih dari 300 juta meter kubik.” (Aljazeera/lndk)