Inilah pengakuan Yasser Abbas, yang tak lain, anak dari Presiden Otoritas Palestina (PA), Mahmud Abbas, ketika di wawancarai majalah ekonomi Al-Aswak, yang berpusat di Dubai, menyatakan, bahwa ‘mayoritas rakyat Palestina’, termasuk dirinya adalah merupakan ‘kollaborator Israel. Yasser Abbas yang merupakan anak Mahmud Abbas ini, sekarang menjadi multijutawan, tak lama sesudah Arafat menandatangani perjanjian Oslo. Perjanjian Oslo isinya, pengakuan PLO terhadap eksistensi Israel, dan organisasi perjuangan yang dipimpin Arafat itu, meninggalkan perjuangan bersenjata dan mengganti dengan perjuangan politik.
Pernyataan Yasser Abbas ini menimbulkan rasa malu dikalangan para pemimpin Palestina lainnya, dimana seperti dikutip oleh The Jerusalem Post, Yasser Abbas, mengakui sebagian besar para pemimpin Otoritas Palestina, termasuk dirinya, tak lebih merupakan ‘kaki tangan’ rejim Zionis-Israel. Tentu, pernyataan anak Mahmud Abbas, yang sangat terbuka kepada media, dan dikutip media Israel, menimbulkan kemarahan dikalangan pemimpin Otoritas Palestina, dan salah seorang pemimpin Palestina, menyebut pernyataan Yasser Abbas itu sebagai sebuah ‘skandal’.
“Ia lebih baik kalau tidak memberikan komentar. Yasser lebih baik diam, dan tidak memberikan komentar apa-apa. Pernyataannya itu telah merusak citra pemerintahan Palestina”, ujar pejabat Otoritas Palestina. Yasser Abba itu, mengklaim dirinya menyumbangkan kekayaan atau penghasilannya kepada anggaran Otoritas Palestina, sebesar 25 persen dari total penghasilannya. Ia mengaku telah banyak memberikan kepada pemerintahan Otoritas Palestina. Tentu, ia tak selalu dapat menggunakan nama ayahnya untu mendapatkan uang.
Tapi, ia sekarang menjadi orang penting didalam pemerintahan Palestina, yang dipimpin ayahnya Mahmud Abbas. “Saya bekerja keras untuk mendapatka keberuntungan”, ujar Yasser. “Saya sudah mempunyai usaha bisnis, sebelum ayah saya terpilih menjadi presiden”, tambahnya. Biasa, anak seorang presiden, pasti dengan dukungan kekuasaan ayahnya, Yasser dapat melakukan apa saja, yang ia inginkan, termasuk bisnis.
Anak Abbas ini memula karir bisnisnya dengan mendirikan perusahaan yang namanya Falcon Trading Group, yang merupakan induk dari berbagai usaha, dan ia dari usaha ini pertama mendapatkan keuntungan sebesar 35 juta dolar. Dan, Yasser mengaku tidak pernah mendapatkan ‘keistimewaan’ dari ayahnya, Mahmud Abbas. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, usahanya Yasser ini berkembang, dan masuk ke berbagai bidang usaha, termasuk membuat usaha real estate, mengimport rokok dari cigarette dari AS, melalui perusahaan Falcon Tobacco.
Yasser Abbas, melakukan intrik-intrik ekonomi yang bekerjasama dengan Israel, yang tujuan untuk menghancurkan ekonomi Hamas, yang ada di wilayah Tepi Barat. Yasser juga ikut bertanggungjawab adanya krisis ekonomi yang sekarang terjadi di Gaza. Yasser ini juga ikut terlibat dalam perebutan kekuasaan antara Fatah dengan Hamas di Gaza. Ia berusaha menghentikan setiap bantuan yang akan masu ke Gaza. “Saya mempunyai catatan pemerintahan Hamas telah membelajarkan dana 50 juta euro. Saya tidak tahu dari mana uang itu didapatkan oleh Hamas”, ujar Yasser Abbas.
Yasser mengulangi lagi pernyataannya bahwa semua orang Palestina itu, tak lain, mereka adalah kollaborator Israel. Tentu, pengakuan Yasser Abbas, masih perlu dibuktikan siapa yang sesunguhnya menjadi ‘kaki tangan’ Israel itu. Hamas atau Otoritas Palestina, yang dipimpin Mahmud Abbas, ayah dari Yasser Abbas. (m/jp)