Israel kembali membuat marah warga Arab Palestina dan mereka menuduh Israel mencoba untuk menghapus identitas warga Palestina dengan mengambil beberapa langkah untuk melakukan "Yahudisasi" dalam silabus pelajaran di sekolah-sekolah Arab.
Menteri pendidikan Israel Gideon Saar mengumumkan bahwa kata "Nakba" akan dilarang dari buku-buku sekolah di seluruh wilayah pendudukan. Saar mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil karena sistem pendidikan Israel tidak mengijinkan adanya gagasan yang menyatakan berdirinya negara Israel sebagai "Nakba" (bencana) dan hal tersebut ditakutkan akan menjadi bibit-bibit ekstrimisme di kalangan Arab Israel.
Ada sekitar setengah juta pelajar Arab di Israel yang menurut pejabat Israel material kelas dan bahan pelajaran umumnya sangat kurang.
Selain itu, keputusan lain yang dibuat oleh menteri pendidikan Israel menyatakan bahwa seluruh pelajar Palestina akan dipaksa untuk menyanyikan lagu-lagu kebangsaan Israel di sekolah-sekolah.
Warga Arab Israel menuduh keputusan baru yang dibuat oleh menteri pendidikan Israel tersebut sebagai upaya Yahudisasi Palestina dan berusaha merubah sejarah.
Pada sebuah konferensi pers – anggota Komite untuk Warga Arab Israel, organisasi yang mewakili Arab Israel, keberatan dengan kebijakan ekstremis pemerintah Likud dan rencana mereka untuk menghapus identitas Arab.
"Menjadi komunitas imigran, Israel telah mencoba untuk mencari faktor-faktor umum yang menghubungkan mereka bersama-sama dan membentuk identitas mereka," direktur komite Moadiah Atef mengatakan kepada Al Arabiya . "Kami berbeda. Kami lahir dengan ikatan yang kuat dengan tempat ini Karena ini adalah tanah air kami."
"Kami terus-menerus menghadapi upaya sistematis dari Israel untuk menghapus identitas nasional kami," katanya.
"Itu sebabnya kami melakukan yang terbaik untuk mempertahankan identitas kami sebagai minoritas di Israel," katanya.(fq/aby)