Kelompok-kelompok Yahudi ektrimis di Israel makin terang-terangan ingin menghancurkan Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu Haram Al-Sharif yang ada di Al-Quds (Yerusalem Timur). Mereka menyatakan, kedua tempat suci umat Islam dunia itu sebaiknya dipindahkan ke Makkah, Arab Saudi.
Pernyataan tersebut dilontarkan organisasi Yahudi ekstrim antara lain Gershom Salomon, Orthodox Temple Mount dan Eretz Yisrael Faithfull Movement. Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth edisi Rabu kemarin melaporkan bahwa organisasi-organisasi Yahudi fanatik itu akan menyewa banyak insinyur untuk memindahkan Masjid Al-Aqsa dan Kuba Batu Al-Sharif ke Makkah.
Pimpinan kelompok ultra nasionalis-kanan Israel, Yehuda Etzion pada surat kabar itu bahkan mengancam akan meledakkan Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu jika pemerintah Israel tidak mau menghancurkan dan memindahkan bangunan itu ke tempat lain. Etzion pada tahun 1980-an ditangkap dan divonis hukuman lima tahun penjara karena merencanakan peledakkan di masjid-masjid di Palestina, terutama Masjid Al-Aqsa dan Haram Al-Sharif dan dia bersumpah akan melakukan rencana itu lagi.
Sejak rejim Zionis Israel menguasai Yerusalem Timur pada tahun 1967, mereka secara ilegal menganeksasi dan menguasai tempat-tempat suci umat Islam dan Kristiani di wilayah itu. Para pemukim Yahudi ekstrim berulangkali melakukan perusakan dan penyerbuan ke masjid Al-Aqsa.
Insiden terbaru terjadi awal bulan kemarin, ketika sekelompok pemukim Yahudi fanatik menyerbu masjid sehingga terjadi bentrokan dengan jamaah Muslim Palestina. Selanjutnya, rejim Zionis menutup lokasi masjid dan melarang warga Muslim Palestina yang berusia dibawah 50 tahun beribadah di Masjid Al-Aqsa.
Bukan cuma para pemukim Yahudi yang berusaha merusak Al-Aqsa tapi juga pemerintahan Zionis Israel yang terus melakukan penggalian di bawah kompleks Masjid Al-Aqsa yang membahayakan pondasi masjid. Penggalian dilakukan sebagai bagian dari program yudaisasi Al-Quds yang dilakukan rejim Israel.
Negara Yordania adalah negara yang diberi wewenang untuk menjaga dan melindungi tempat-tempat suci kaum Muslimin dan Kristiani di Yerusalem Timur, berdasarkan perjanjian perdamaian Yordania-Israel tahun 1994. Tapi negara itu juga tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan tindakan Israel yang membahayakan Masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci lainnya. (ln/prtv)