Beberapa orang Yahudi Amerika berencana untuk membeli unit perumahan di dalam permukiman ilegal Yahudi yang dibangun di atas tanah Palestina yang diduduki di Tepi Barat untuk lebih mengkonsolidasikan cengkeraman Israel di wilayah tersebut.
"Komitmen utama orang-orang Yahudi Amerika untuk datang dan membeli properti di wilayah ini akan menjamin keberadaan komunitas Yahudi disini," kata Dov Hikind, seorang anggota dewan Negara Bagian New York,kepada surat kabar Haaretz pada hari Selasa kemarin (17/11).
Hikind memimpin sekelompok Yahudi Amerika yang berjumlah 50 orang pada sebuah tur empat hari untuk mempromosikan pembelian beberapa unit pemukiman ilegal yahudi di Tepi Barat.
"Orang-orang membeli properti di tempat yang berbeda, dan aku tidak bisa memikirkan alasan mengapa orang yang mendedikasikan diri untuk tanah Israel tidak memiliki sesuatu di sini, apakah mereka akan menggunakannya atau memakainya sebagai kesempatan bagi keluarga muda untuk hidup dalam sebuah rumah khusus."
Politisi Amerika turut serta dalam upacara meletakkan batu pertama untuk sebuah pemukiman baru di Al-Quds (Yerusalem Timur yang diduduki).
"Saya selalu ingin memiliki sesuatu di Israel, sudah merupakan mimpi saya dan banyak orang Yahudi Amerika lainnya," katanya.
"Untuk saat ini, jika seorang Yahudi ingin membeli sesuatu di Tanah Israel disana belum ada apa-apa dan Anda tidak dapat membeli di daerah tertentu Karena orang Yahudi tidak boleh tinggal di sana Karena daerah itu harus dipisahkan."
Ada lebih dari 164 pemukiman Yahudi di Tepi Barat, menghabiskan lebih dari 40 persen dari wilayah yang diduduki.
Masyarakat internasional menganggap semua permukiman Israel di tanah Palestina yang diduduki adalah ilegal.
Tamparan ke Obama
Anggota Dewan Negara Bagian New York mengatakan bahwa kampanye pembelian rumah mereka memiliki pesan politik yang jelas.
"Tujuan kami adalah untuk mengirim pesan yang jelas kepada Washington dan Presiden Obama bahwa orang Yahudi akan tetap tinggal di Yudea dan Samaria," kata Hikind menggunakan nama Yahudi untuk wilayah Palestina tersebut.
"Tur ini merupakan reaksi terhadap upaya pemerintah Obama untuk memberitahukan orang-orang Yahudi di mana mereka dapat dan tidak dapat tinggal di Israel," katanya kepada Jerusalem Post.
"Dan untuk sementara Anda bisa mendukung dan peduli terhadap masyarakat Yahudi Yudea dan Samaria atau Yerusalem Timur, ketika Anda membeli sesuatu, dan hal itu berarti Anda telah membuat pernyataan akhir."
Obama sebelumnya telah menyerukan supaya Israel menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi untuk membantu peluncuran kembali perundingan damai antara Israel dan Palestina.
Di bawah road map yang didukung internasional, Israel harus membekukan semua kegiatan permukiman dan mengosongkan semua pemukiman yang dibangun setelah Maret 2001.
Netanyahu malah mengabaikan permintaan baru AS untuk membekukan proyek permukiman di Al-Quds.
Utusan AS untuk Timur Tengah George Mitchell hawkish telah meminta perdana menteri untuk menghentikan proyek permukiman di Gilo, sembari mengatakan hal itu berisiko meningkatkan ketegangan dengan Palestina.
Namun, Netanyahu menolak, dengan mengatakan bahwa proyek pemukiman tersebut tidak memerlukan persetujuan pemerintah dan bahwa Gilo itu "merupakan bagian integral dari Yerusalem."
"Hal ini akan mengirim pesan yang mengatakan, tidak coba mengganggu hak-hak orang Yahudi untuk membangun pemukiman di Yerusalem," kata anggota Likud Knesset Danny Danon kepada Jerusalem Post.
Israel menduduki kota suci Al-Quds dalam perang tahun 1967 dan kemudian menganeksasi wilayah itu dalam langkah yang tidak diakui oleh masyarakat internasional atau resolusi PBB.
Sejak itu, Israel telah mengadopsi serangkaian langkah-langkah untuk memaksa dan menindas warga Palestina untuk keluar dari kota termasuk penghancuran rumah secara sistematis, di wilayah Al-Haram Al-Sharif, yang merupakan kota suci ketiga bagi umat Islam.(fq/iol)